Senin, 09 Mei 2016

Lughoh al-Quran



LUGHOTUL QUR’AN

MAKALAH
Diajukan  untuk memenuhi tugas terstruktur
Dosen Pengampu : Hj, Hartati. MA





Disusun Oleh :
1.      Supriyadi




USHULUDDIN/TH-B/II
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul LUGOTUL QUR’AN”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas kelompok di IAIN SYEKH NURJATI CIREBON .
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada penulisan teknis maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini dan makalah-makalah berikutnya.
Dalam penyusunan makalah ini kami juga hendak menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga pada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1.      Ibu Hj. Hartati,MA selaku Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
2.      Rekan-rekan di Kelas Tafsir Hadits.B semester 3 IAIN SYEKH NURJATI CIREBON terutama kelompok 1.
3.      Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan saran dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharap bisa tercapai, Amin.
                                                                                            

     Cirebon, 11 September 2013


PENDAHULUAN
A. Latar belakang
            Dalam masa awal kedtanan islam masih dapat di jumpai sejumlah bahasa yang cukup dominan di kawasan ini. rahasia penunjukan Zaid bin Tsabit sebagai sekertaris pribadi nabi karena zaid mempunyai kemampuan bahasa di atas rata-rata sahabat nabi. Zaid menguasai lima bahasa besar di samping bahasa arab  di kawasan timur tengah ketika itu, yaitu bahasa suryani, persi, habasiyah, qibthi, dan eomawi, karena al-quran sendiri mengintrodusir beberapa kata non-Arab di dalamnya, dalam makalah ini akan membahas lafad yang memakai bahasa non-arab dan berbagai pendapat para mufassir tentang ma’na lafad tersebut.
 B. Rumusan Masalah
     1. menemukan lafad Al sijjil dal Al raqim dalam al-Qur’an
     2. mengutip pendapat para ulama tentang ma’na al sijjil dan al raqim
C. Tujuan Penbahasan
     1. mengetahui bahasa yang ada dalam al-quran
     2. meneliti asal bahasa dan arti lafad tersebut



PEMBAHASAN

            Bahasa-bahasa di kawasan jazirah arab di katagorikan sebagai keluarga bahasa semith. penemuan-penemuan arkeologis menunjukan bahwa bahasa-bahasa yang pernah ada di kawasan  ini masih tergolong sebagai  satu keluarga demografis . sebagai mana telah di uraikan bahwa penghuni  kawasan jazirah arab adalah penduduk yang mudah berpindah-pindah tempat . dengan demikian secara geografis dan demografis kawasan ini merupakan suatu rangkaian kesatuan, baik yang berada di dataran subur  maupun yang ada di gurun sahara. proses  dan arus perpindahan  bahasa-bahasan kawasaan utara  ke kaawasan selatan berlangsung semenjak tahun 3000-1800 SM, terutama mengikuti mobilitas orang-orang akkadia dan amorit
            Bahasa Semit di kawasan jazirah arab dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1. separuh wilayah bagian utara, meliputi :
 Timur : Bahasa akkadia atau babilonia dan asiria.
 Utara : bahasa aramik, dengan beberapa cabangnya di timur sepperti bahasa syiria, madain,         nabaten. beberapa cabang lainnya di barat seperti bahasa Samaritan, yahudi, aramik, dan Palmira
barat : bahasa polinesia , yahudi injil ( biblical Hebrew), bebrapa dialek canaan lainnya.
b. separuh wilayah bagian selatan, meliputi:
 utara : bahasa arab
selatan : bahasa sabak atau himyar dengan berbagai cabangnyya yang terdiri atas bahasa minaea, mahri, dan dialek hakili, gezz atau habsyah (etiopia), dengan berbagai cabang, yaitu bahasa tigre, amharik, dan harari.
            Sebagian besar bahasa-bhasa tersebut di atas  tidak di temukan lagi kecuali bhas arab yang menjadi bahasa al-quran,  kitab suci agama islam yang dianut mayorptas penduduk jazirah arab. kini bahasa arab merupakan bahasa ibu untuk sekitar 15 juta jiwa di dalam 20 negara yang tergabung dalam liga arab di asia barat dan afrika utara. bahkan bahasa arab berpengaruh luas pada bahasa persi, turki, urdu, melayu, husa dan sawahili. bahasa arab adalah bahasa untuk satu milyar umat islam , bahasa kebudayaan islamyang di ajarkan pada ribuan sekolah di luar dunia arab, termasuk Indonesia dan  kantong-kantong umat islam di asia tenggara.
            Bahasa arab di anggap suci karena menjadi bagian integral dari al-quran, yang bunyi dan pengucapannya sangat penting dalam ritus islam . seperti sholat  semua bacaannya berbahasa arab. ini  berarti bahwa al-quran di turunkan hanya orang-orang arab.
            Al-Qquran sendiri mengintrodusir beberapa kata non arab di dalamnya setidaknya ada 13 lafad yang dari bahasa non arab, di samping bahsa ajamiy atau asing, menurut shubhi shali ,bahasa arab  yang di gunakan dalam al-quran tidak monoton tetapi mengintrodusir beberapa corak seperti quraisy, huzail, tamim, azd, rabiah, hawazin,logat quraisyi dinyatakan paling utama, sehingga ketika utsman melakukan unifikasi dan kodifikasi, jika terdapat suatu perselisihan dalam suatu naskahmaka yamg di menangkan ialah logat quraisyi.
            Jumhurul Ulama sependapat bahwa al-quran bukanperkataan nabi atau jibril. bebrapa ayat yang mendukung pernyataan ini , antara lain Q.S al-naml/27:6, bahasa arab uyangt di gunakan dalam al-quran bukanlah redaksi nabi muhamad  atau jibril, melainkan jibril menerima wahyu al-quran  dalam bentuk mana dan lafad yang bernahasa aarab( Q.S. al-syura/42:7 dan Q.S, yusuf/12:2).[1]
            Untuk mengetahui laafad mana saja yang non-arab harus mengadakan penelitian dalam kitab tafsir dan ulumul quran, untuk makalah ini akan membahas  lafadz al-sijjil yang berasal dari bahasa Persia dan lafadz al-raqim ya’ni bahasa romawi.
            Dalam Kitab Fathurrahman  litholibil ayatul quran yang di karang oleh ahmad bin hasan lafadz al-sijjil dalam al-quran di sebutkan  empat  kali  dengan menggunakan lafad sijill yang terdapat pada surat hud ayat 72 dan suratal fil ayat 4, dan di sebutkan dengan lafad sijl satu kali pada surat al ambbiya ayat 104 al-hijr ayat 74
{ يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ (104) } .

            Artinya : (ingatlah) pada hari langit kami gulung seperti  menggulung lembaran-lembaran kertas. sebagai mana kita telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulanginya lagi.(suatu) janji  yang pasti kami tepati ‘ sungguh, kami akan melaksanakannya.( al-anbiya ayat: 104 )
Dalam kitab tafsir ibnu katsir di jelaskan bebrapa pendapat para ulama tentang arti lafad sijill, seperti pendapat ibnu abi khatim
وقوله: { كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ } ، قيل: المراد بالسجل [الكتاب. وقيل: المراد بالسجل] (6) هاهنا: مَلَك من الملائكة.
قال ابن أبي حاتم: حدثنا علي بن الحسين، حدثنا محمد بن العلاء، حدثنا يحيى بن يمان، حدثنا أبو الوفاء الأشجعي، عن أبيه، عن ابن عمر في قوله تعالى: { يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ } ، قال: السجل: مَلَك، فإذا صعد بالاستغفار قال: اكتبها نورًا.
وهكذا رواه ابن جرير، عن أبي كُرَيْب، عن ابن يمان، به.
قال ابن أبي حاتم: وروي عن أبي جعفر (7) محمد بن علي بن الحسين أن السجل ملك.
وقال السدي في هذه الآية: السجل: مَلَك موكل بالصحف، فإذا مات الإنسان رفع (8) كتابُه إلى السجل فطواه، ورفعه إلى يوم القيامة.
menurut ibnu abi khatim lafad sijill itu berarti kitab, dan ada pula yang berpendapat sijill berarti  malaikat, da pula yang berpendapat bahwa sijill adalah seorang katibnya nabi muhamad tapi pendapat itu di tolak,
والصحيح عن ابن عباس أن السجل هي الصحيفة، قاله علي بن أبي طلحة والعوفي، عنه. ونص على ذلك مجاهد، وقتادة، وغير واحد. واختاره ابن جرير؛ لأنه المعروف في اللغة، فعلى هذا يكون معنى الكلام: { يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ } أي: على [هذا] (11) الكتاب، بمعنى المكتوب،
sedangkan pendapat yang di anggap sohih ialah menurut ibnu abbas lafad sijill itu berarti kitab yaitu sesuatu yang di tulis.
            lafad sijil yang kedua terdapat pada surat hud ayat 82
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ (82)
Artinya : maka ketika keputusan kami datang, kami menjungkir balikan negeri kum luth, dan kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar ( Q.S Hud ayat 82)
dalam ibnu katsir banyak pendapat tentang arti sijill sepert yang di kemukakan imam bukhori bahwa sijill adalah siksa yang sangat pedih, menurut ibnu abas sijill adalah batu yang berasal dari tanah.
سجيل" وهي بالفارسية: حجارة من طين، قاله ابن عباس وغيره  ,قال البخاري. "سِجيل": الشديد الكبير
menurut at thobari bahwa as sijil artinya adalah tanah , jadi batu tersebut terbuat dari tanah. ada juga yang mengatakan bahwa itu merupakan nama langit dunia . lafad mandud merupakan sifat dari lafad sijill yakni saling susun-menyusun antara satu bagian dengan yang lainnya sehingga membentuk batu. tafsiran surat al hijr ayat 74 dan al fil ayat 4 juga sama seperti tafsiran surat hud.
{ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ }       
 " وهي بالفارسية: حجارة من طين، قاله ابن عباس وغيره.
ibnu abas juga memberi  keterangan bahwa lafad sijill adalah bahasa Persia, dari berbagai pendapat yang di kemukakan  banyak pendapat ulama yang berbeda karena tak bisa di pungkiri bahwa lafad sijill adalah bahasa Persia yang saangat sedikit mengetahuinya.
            untuk lafad yang kedua adalah al-roqim yaitu dari bahasa romawi yang mana dalam al-quran hanya di sebut satu kali yang ada pada surat  al-kahfi ayat 9
مْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آَيَاتِنَا عَجَبًا (9)
Artinya : apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua , (dan yang mempunyai) ar-raqim itu termasuk tanda-tanda (kebesaran) kami yang menakjubkan ?
menurut ibnu katsir  menurut ibnu abbas dan adhahak ar-raqim adalah lembah dekat baitul maqdis menurut said bin jubair  ar raqim adalah batu tulis






















[1] PROF.DR. NASARUDDIN UMAR, TEOLOGI JENDER antara mitos dan teks kitab suci, Jakarta:pustaka ciccero,2003,hlm 115

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post