LUGHOTUL QUR’AN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur
Dosen
Pengampu : Hj, Hartati. MA
Disusun Oleh :
1.
Supriyadi
USHULUDDIN/TH-B/II
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul LUGOTUL QUR’AN”. Penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas kelompok di IAIN SYEKH NURJATI CIREBON .
Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada penulisan teknis maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki kami.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini dan makalah-makalah berikutnya.
Dalam
penyusunan makalah ini kami juga hendak menyampaikan ucapan terimakasih yang
tak terhingga pada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :
1. Ibu Hj. Hartati,MA selaku
Dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
2. Rekan-rekan di Kelas Tafsir Hadits.B
semester 3
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON terutama kelompok 1.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu, yang telah memberikan saran dalam penyusunan makalah
ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan, dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan memberi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharap bisa tercapai, Amin.
Cirebon, 11 September 2013
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam masa awal kedtanan islam masih
dapat di jumpai sejumlah bahasa yang cukup dominan di kawasan ini. rahasia
penunjukan Zaid bin Tsabit sebagai sekertaris pribadi nabi karena zaid
mempunyai kemampuan bahasa di atas rata-rata sahabat nabi. Zaid menguasai lima
bahasa besar di samping bahasa arab di
kawasan timur tengah ketika itu, yaitu bahasa suryani, persi, habasiyah,
qibthi, dan eomawi, karena al-quran sendiri mengintrodusir beberapa kata
non-Arab di dalamnya, dalam makalah ini akan membahas lafad yang memakai bahasa
non-arab dan berbagai pendapat para mufassir tentang ma’na lafad tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. menemukan lafad Al sijjil dal Al raqim
dalam al-Qur’an
2. mengutip pendapat para ulama tentang
ma’na al sijjil dan al raqim
C.
Tujuan Penbahasan
1. mengetahui bahasa yang ada dalam
al-quran
2. meneliti asal bahasa dan arti lafad
tersebut
PEMBAHASAN
Bahasa-bahasa di kawasan jazirah
arab di katagorikan sebagai keluarga bahasa semith. penemuan-penemuan
arkeologis menunjukan bahwa bahasa-bahasa yang pernah ada di kawasan ini masih tergolong sebagai satu keluarga demografis . sebagai mana telah
di uraikan bahwa penghuni kawasan
jazirah arab adalah penduduk yang mudah berpindah-pindah tempat . dengan
demikian secara geografis dan demografis kawasan ini merupakan suatu rangkaian
kesatuan, baik yang berada di dataran subur
maupun yang ada di gurun sahara. proses
dan arus perpindahan
bahasa-bahasan kawasaan utara ke
kaawasan selatan berlangsung semenjak tahun 3000-1800 SM, terutama mengikuti
mobilitas orang-orang akkadia dan amorit
Bahasa Semit di kawasan jazirah arab
dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1.
separuh wilayah bagian utara, meliputi :
Timur : Bahasa akkadia atau babilonia dan
asiria.
Utara : bahasa aramik, dengan beberapa
cabangnya di timur sepperti bahasa syiria, madain, nabaten. beberapa cabang lainnya di
barat seperti bahasa Samaritan, yahudi, aramik, dan Palmira
barat
: bahasa polinesia , yahudi injil ( biblical Hebrew), bebrapa dialek canaan
lainnya.
b.
separuh wilayah bagian selatan, meliputi:
utara : bahasa arab
selatan
: bahasa sabak atau himyar dengan berbagai cabangnyya yang terdiri atas bahasa
minaea, mahri, dan dialek hakili, gezz atau habsyah (etiopia), dengan berbagai
cabang, yaitu bahasa tigre, amharik, dan harari.
Sebagian besar bahasa-bhasa tersebut
di atas tidak di temukan lagi kecuali
bhas arab yang menjadi bahasa al-quran,
kitab suci agama islam yang dianut mayorptas penduduk jazirah arab. kini
bahasa arab merupakan bahasa ibu untuk sekitar 15 juta jiwa di dalam 20 negara
yang tergabung dalam liga arab di asia barat dan afrika utara. bahkan bahasa
arab berpengaruh luas pada bahasa persi, turki, urdu, melayu, husa dan
sawahili. bahasa arab adalah bahasa untuk satu milyar umat islam , bahasa
kebudayaan islamyang di ajarkan pada ribuan sekolah di luar dunia arab,
termasuk Indonesia dan kantong-kantong
umat islam di asia tenggara.
Bahasa arab di anggap suci karena
menjadi bagian integral dari al-quran, yang bunyi dan pengucapannya sangat
penting dalam ritus islam . seperti sholat
semua bacaannya berbahasa arab. ini
berarti bahwa al-quran di turunkan hanya orang-orang arab.
Al-Qquran sendiri mengintrodusir
beberapa kata non arab di dalamnya setidaknya ada 13 lafad yang dari bahasa non
arab, di samping bahsa ajamiy atau asing, menurut shubhi shali ,bahasa
arab yang di gunakan dalam al-quran
tidak monoton tetapi mengintrodusir beberapa corak seperti quraisy, huzail,
tamim, azd, rabiah, hawazin,logat quraisyi dinyatakan paling utama, sehingga
ketika utsman melakukan unifikasi dan kodifikasi, jika terdapat suatu perselisihan
dalam suatu naskahmaka yamg di menangkan ialah logat quraisyi.
Jumhurul Ulama sependapat bahwa
al-quran bukanperkataan nabi atau jibril. bebrapa ayat yang mendukung
pernyataan ini , antara lain Q.S al-naml/27:6, bahasa arab uyangt di gunakan dalam
al-quran bukanlah redaksi nabi muhamad
atau jibril, melainkan jibril menerima wahyu al-quran dalam bentuk mana dan lafad yang bernahasa
aarab( Q.S. al-syura/42:7 dan Q.S, yusuf/12:2).[1]
Untuk mengetahui laafad mana saja
yang non-arab harus mengadakan penelitian dalam kitab tafsir dan ulumul quran,
untuk makalah ini akan membahas lafadz
al-sijjil yang berasal dari bahasa Persia dan lafadz al-raqim ya’ni bahasa
romawi.
Dalam Kitab Fathurrahman litholibil ayatul quran yang di karang oleh
ahmad bin hasan lafadz al-sijjil dalam al-quran di sebutkan empat kali
dengan menggunakan lafad sijill yang terdapat pada surat hud ayat 72 dan
suratal fil ayat 4, dan di sebutkan dengan lafad sijl satu kali pada surat al
ambbiya ayat 104 al-hijr ayat 74
{
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ
خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ (104) } .
Artinya : (ingatlah) pada hari
langit kami gulung seperti menggulung
lembaran-lembaran kertas. sebagai mana kita telah memulai penciptaan pertama,
begitulah kami akan mengulanginya lagi.(suatu) janji yang pasti kami tepati ‘ sungguh, kami akan
melaksanakannya.( al-anbiya ayat: 104 )
Dalam
kitab tafsir ibnu katsir di jelaskan bebrapa pendapat para ulama tentang arti
lafad sijill, seperti pendapat ibnu abi khatim
وقوله:
{ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ } ، قيل: المراد بالسجل [الكتاب. وقيل: المراد
بالسجل] (6) هاهنا: مَلَك من الملائكة.
قال
ابن أبي حاتم: حدثنا علي بن الحسين، حدثنا محمد بن العلاء، حدثنا يحيى بن يمان،
حدثنا أبو الوفاء الأشجعي، عن أبيه، عن ابن عمر في قوله تعالى: { يَوْمَ نَطْوِي
السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ } ، قال: السجل: مَلَك، فإذا صعد بالاستغفار
قال: اكتبها نورًا.
وهكذا
رواه ابن جرير، عن أبي كُرَيْب، عن ابن يمان، به.
قال
ابن أبي حاتم: وروي عن أبي جعفر (7) محمد بن علي بن الحسين أن السجل ملك.
وقال
السدي في هذه الآية: السجل: مَلَك موكل بالصحف، فإذا مات الإنسان رفع (8) كتابُه
إلى السجل فطواه، ورفعه إلى يوم القيامة.
menurut
ibnu abi khatim lafad sijill itu berarti kitab, dan ada pula yang berpendapat
sijill berarti malaikat, da pula yang
berpendapat bahwa sijill adalah seorang katibnya nabi muhamad tapi pendapat itu
di tolak,
والصحيح عن ابن عباس أن السجل هي الصحيفة، قاله علي بن أبي طلحة
والعوفي، عنه. ونص على ذلك مجاهد، وقتادة، وغير واحد. واختاره ابن جرير؛ لأنه
المعروف في اللغة، فعلى هذا يكون معنى الكلام: { يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ
كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ } أي: على [هذا] (11) الكتاب، بمعنى المكتوب،
sedangkan
pendapat yang di anggap sohih ialah menurut ibnu abbas lafad sijill itu berarti
kitab yaitu sesuatu yang di tulis.
lafad sijil yang kedua terdapat pada
surat hud ayat 82
فَلَمَّا
جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا
حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ (82)
Artinya
: maka ketika keputusan kami datang, kami menjungkir balikan negeri kum luth,
dan kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar ( Q.S
Hud ayat 82)
dalam
ibnu katsir banyak pendapat tentang arti sijill sepert yang di kemukakan imam
bukhori bahwa sijill adalah siksa yang sangat pedih, menurut ibnu abas sijill
adalah batu yang berasal dari tanah.
سجيل"
وهي بالفارسية: حجارة من طين، قاله ابن عباس وغيره ,قال البخاري. "سِجيل": الشديد الكبير
menurut at thobari
bahwa as sijil artinya adalah tanah , jadi batu tersebut terbuat dari tanah.
ada juga yang mengatakan bahwa itu merupakan nama langit dunia . lafad mandud
merupakan sifat dari lafad sijill yakni saling susun-menyusun antara satu
bagian dengan yang lainnya sehingga membentuk batu. tafsiran surat al hijr ayat
74 dan al fil ayat 4 juga sama seperti tafsiran surat hud.
{ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ }
" وهي بالفارسية: حجارة من طين، قاله ابن
عباس وغيره.
ibnu abas juga
memberi keterangan bahwa lafad sijill
adalah bahasa Persia, dari berbagai pendapat yang di kemukakan banyak pendapat ulama yang berbeda karena tak
bisa di pungkiri bahwa lafad sijill adalah bahasa Persia yang saangat sedikit mengetahuinya.
untuk lafad yang kedua adalah al-roqim yaitu dari bahasa
romawi yang mana dalam al-quran hanya di sebut satu kali yang ada pada surat al-kahfi ayat 9
مْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ
آَيَاتِنَا عَجَبًا (9)
Artinya : apakah engkau
mengira bahwa orang yang mendiami gua , (dan yang mempunyai) ar-raqim itu
termasuk tanda-tanda (kebesaran) kami yang menakjubkan ?
menurut ibnu
katsir menurut ibnu abbas dan adhahak
ar-raqim adalah lembah dekat baitul maqdis menurut said bin jubair ar raqim adalah batu tulis
[1]
PROF.DR. NASARUDDIN UMAR, TEOLOGI JENDER antara mitos dan teks kitab suci,
Jakarta:pustaka ciccero,2003,hlm 115
Tidak ada komentar:
Posting Komentar