Nailu Farh. Zakiyah dan Nur Inayah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci Allah yang terakhir diturunkan
sebagai petunjuk dan pemberi penjelasan bagi manusia sekaligus pembeda antara
yang haqq dan yang bāthil. Studi kritis terhadap Al-Qur’an dan
tokoh-tokoh yang memegang peranan penting dalam penyebarannya menjadi
topik yang hangat di kalangan kaum orientalis. kaum
orientalis di sini adalah sarjana barat yang notabennya non muslim,namun mereka
sibuk dengan mengkaji seluk beluk islam. Terutama pada Alqur’an dan hadist sehingga gerakan yang timbul di zaman modern, pada bentuk lahirnya bersifat
ilmiyah, yang meneliti dan memperdalam masalah ketimuran disebut orientalisme.[1]
Secara umum, ketertarikan para sarjana
orientalis, khususnya terhadap studi Al-Qur’an, sudah dimulai sejak abad ke-12
dan terus berlangsung hingga sekarang. Dalam naskah yang di tulis oleh Leni
Lestari[2]
menyebutkan Fazlur Rahman dalam karyanya The Major Themes of the Quran menyebutkan
ada tiga tipe karya-karya orientalis terhadap Al-Qur’an salah satu karya
tersebut adalah Abraham Geiger termasuk seorang orientalis yang ingin
membuktikan pengaruh tradisi Yahudi dan Kristen terhadap Al-Qur’an. Dalam makalah ini akan dijelaskan
sosok Abaraham Geiger dan pemikirannya terhadap Muhammad saw serta pendapat
yang ia ajukan tentang keterpengaruhan Muhammad terhadap budaya Yahudi
dalam Al-Qur’an.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Biografi Abraham Geiger?
2.
Bagaimana pemikiran Abraham Geiger?
3.
Bagaimana Pandangan Abraham Geiger terhadap duplikasi dan kosa kata asing
dalam al-Qur`an?
C.
Tujuan Makalah
1.
Mengetahui Biografi Abraham Geiger
2.
Mengetahui pemikiran Abraham Geiger
3.
Mengetahui Pandangan Abraham Geiger terhadap duplikasi dan kosa kata asing
dalam al-Qur`an
BAB I
PEMBAHASAN
A.
Biografi Abraham Geiger
Abraham Geiger adalah seorang Rabi Jerman
putra dari Rabi Michael Lazarus Geiger dan Roeschen
Wallau. Ia dilahirkan pada tanggal 24 Mei 1810 di
Frankfurt dan meninggal pada tanggal 23 Oktober 1874 di Berlin. Pada usia belia, ia telah mempelajari Hebrew
Bible, Mishnah, dan Talmud dari ayahnya.[3]
Pada usia 22 tahun, Geiger
mengikuti kompetisi ujian masuk Unniveritas
Bonn pada tahun 1832 dengan menulis
sebuah essay dalam bahasa Latin. Essai Geiger kemudian diseleksi oleh Prof. Georg B. F. Freytag dari fakultas Oriental Studies
Unniversitas Bonn. Hasilnya, Geiger mendapatkan hadiah dari hasil tulisannya
itu.[4]
Essay Geiger, awalnya ditulis dalam bahasa Latin, dan pada tahun 1883 diterbitkan
dalam bahasa Jerman dengan judul “Was hat Mohammed aus
dem Judenthume aufgenommen?” (apa yang dipinjam Muhammad dari Yahudi?). Ini
menunjukan bahwa menurut beliau sebagian besar al Qur`an diambil berdasarkan
“sastra rabi”. Melalui essay ini, beliau memperoleh gelar doctor di University of
Marburg.[5]
Geiger terus
menulis beberapa essai untuk menunjukkan pengaruh ajaran Yahudi terhadap ajaran
Kristen dan Islam. Ia meyakini bahwa dua agama tersebut tidak hanya menggunakan
ajaran asli Yahudi, akan tetapi juga sebagai wadah untuk menyalurkan paham
monoteis Yahudi terhadap agama pagan di dunia. Diantara hasil karyanya yang
cukup berpengaruh adalah Wissenchaftliche Zeitschrift fuer Juedische
Theologie (1835-1839), Juedische Zeitschrift fuer Wissenchaft und
Leben (1862-1875). Geiger akhirnya memilih untuk menjadi Rabbi
karena tidak ada kesempatan untuk menjadi profesor bagi orang Yahudi di Jerman
pada saat itu
Geiger
meninggal pada tanggal 23 oktober 1874 di Berlin dengan meninggalkan beberapa
hasil karya tulis yang dipublikasikan seperti What Did Muhammad Borrow from Judaism
dalam jurnal “The Origins of The Koran: Classic Essays on Islam’s Holy Book”
yang disunting oleh Ibn Waraq, Judaism and Islam (1883), dan Appeal
to My
Community (1842).
B. Pemikiran
Abraham Geiger
Geiger ingin
mengatakan bahwa Al-Qur’an bukanlah suatu yang luar biasa, karena “terbukti” di
dalamnya terdapat kombinasi berbagai tradisi, baik itu Yahudi, Nasrani, maupun
Jahiliyah. Menurutnya,
Al-Qur’an hanyalah refleksi Muhammad tentang tradisi dan kondisi masyarakat
Arab pada saat itu (simplikasi Bible) dan karenanya bersifat kultural
dan tidak transenden. Abraham Geiger yang menyatakan bahwa Muhammad memunculkan Al-Qur’an karena terpengaruh dari budaya
Yahudi yang sudah ada di kawasan Arab padasaat itu. Geiger dengan menggunakan analisis
komparatif antara Al-Qur’an dan kitab suci agama Yahudi (baik itu Talmud,
Torah, dan lainnya) dengan merujuk pada kesejarahan yang terdapat dalam agama
Islam dan Yahudi. Analisis ini lebih didasarkan pada kondisi geografis dan
kebudayaan masyarakat dimana Al-Qur’an diturunkan kepada Muhammad saw.
Permasalahan
pertama yang diajukan oleh Geiger adalah apakah Muhammad mengambil (borrowed)
ajaran Yahudi dalam membangun agama Islam. Geiger menyatakan bahwa Al-Qur’an
hanyalah refleksi Muhammad tentang tradisi dan kondisi masyarakat Arab pada
saat itu (berdasarkan ajaran-ajaran Yahudi yang sudah ada sebelumnya). Geiger
juga menyimpulkan bahwa dalam al-Qur`an terdapat kosa kata berasal dari bahasa kaum Yahudi (Ibrani), yang menyangkut
keimanan dan doktrin agama, peraturan-peraturan hukum dan moral, pandangan
tentang kehidupan serta cerita-cerita di dalam al-Qur’an. Geiger memposisikan
Yahudi sebagai otoritas yang lebih tinggi untuk menilai Islam, sehingga tidak mengherankan
jika setiap doktrin Islam mengenai Yahudi dianggap sebagai ‘penyimpangan’
dikarenakan salah paham Nabi Muhammad saw terhadap doktrin Agama Yahudi..
C. Duplikasi
dan Kosa Kata Asing dalam al-Qur`an
Dalam essay
tersebut Geiger menyimpulkan kosa kata Ibrani banyak terdapat dan berpengaruh
dalam al-Quran. Seperti kata-kata, Tabut, Taurot, Jannatu Adn, Jahannam, Ahbar[6],
Darasa, Robani, Sabt[7],
Taghut, Furqon, Ma’un, Mathani, Malakut, dan Sakinah[8] adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Ibrani. Selain itu,
Geiger juga berpendapat bahwa al-Quran terpengaruh oleh ajaran-ajaran Yahudi
ketika mengemukakan: Hal-hal yang menyangkut
keimanan dan doktrin Peraturan-peraturan hukum
dan moral. Pandangan tentang kehidupan. Selain
itu Geiger berpendapat cerita-cerita yang ada dalam sejarah pun tidak lepas
dari pengaruh agama Yahudi. Mengenai ayat-ayat yang mengecam doktrin atau
ajaran Yahudi, Geiger berpendapat bahwa Muhammad telah menyimpang dan salah
mengerti terhadap doktrin-doktrin agama Yahudi. Teori dan pengaruh yang
dikemukakan oleh Geiger dikembangkan lagi oleh orientalis lainnya.[9]
Beberapa pendapat Geiger berkenaan dengan kosa kata al Qur`an yang
terpengaruh dari Yahudi, yaitu:
Di dalam al Qur`an kata Tabut mempunyai makna Peti, atau peti
mayat. Sebagaiman tercantum dalam Qs. Al Baqarah: 248, Qs. Thaha: 39.[11]
Sedangkan menurut Geiger, kata Tabut berasal dari bahasa Ibrani asli
yang berkenaan dengan ajaran Yahudi.
Kata Tabut dalam ajaran Yahudi mempunyai dua arti yang berbeda,
yaitu ketika ibu Musa meletakkan putranya kedalam perahu. Keberadaan ini secara
murni memiliki signifikansi keaslian bahasa Ibrani. [12]
2. Jannatu ‘Adn
Dalam agama Yahudi, ‘Adn berarti nama suatu daerah yang dihuni
oleh Adam dan Hawa yang berupa kebun pohon (taman Eden).[13] Dalam
bahasa Arab berarti merabuk, mencabut, mencukil, tinggal di, mendiami, menggali
tambang, nama kota di Yaman,[14]
berbeda dengan ‘Adn dalam al Qur`an berarti kesenangan atau kebahagiaan
serta nama sebuah syurga. Bangsa Yahudi masih menggunakan “tempat Eden” sebagai
sebuah nama tempat, meskipun dalam perkembangannya kata tersebut sudah tidak
mewakili nama suatu tempat, tetapi nama surga (kebahagiaan). [15]
Kata Jahannam mengacu pada lembah Hinnom, yaitu suatu
lembah yang penuh penderitaan, dalam kitab Talmud Hinnom menjadi gehinnom untuk
menandakan neraka.[17]
Tidak jauh berbeda dengan jahannam menurut Yahudi, dalam kamus al
Munawwir jahannam berarti neraka dan sumur yang dalam. [18]
4. Rabbani
Penambahan akhiran an pada
suatu kata merupakan suatu yang biasa dilakukan oleh bahasa Yahudi, seperti rabban,
ruhban, yang berarti pendeta (rahib). Maka, kemungkinan pada kata Rabbani
berasal dari bahasa Yahudi, Rab yang berarti Tuhan. [19]
5. Sabt
Nama ini senantiasa dibedakan untuk menunjuk hari sabtu (hari akhir
pekan) oleh seluruh orang baik orang Kristen, maupun Islam. Menurut Geiger, kata
ini dari bahasa Yahudi. Adalah Ben Ezra yang memberikan pandangannya dalam
kitab Eksodus XVI: I, yaitu: Dalam bahasa Arab ada lima hari yang dinamai
menurut angka, seperti pertama (ahad), hari kedua (isnain), dan seterusnya.
Tetapi untuk hari keenam disebut hari sabt adalah hari yang suci dalam
seminggu.[20]
Oleh karena itu Sabbath dalam bahasa
Arab sin yang dilafalkan seperti Samech dalam bahasa Ibrani dipertukarkan
kedalam tulisan mereka.
6. Taurat[21]
Taurāt Maknanya
hukum. Kata ini hanya digunakan untuk tradisi pewahyuan dalam agama Yahudi.
Nabi Muhammad dengan tradisi oralnya tidak bisa membedakan perbedaan makna kata
ini secara pasti. Bahkan Nabi Muhammad memasukkan makna “Pentateukh” dalam
kata ini.[22]
Menurut Geiger setiap agama mempercayai adanya Tuhan sebagai pencipta,
serta pemelihara, pasti memiliki cara berbeda dalam penciptaannya. Sedangkan
Muhamman mengambil sesuai dengan yang terdapat dalam Bibel. Bahwa Tuhan
menciptakan langit dan bumi dan seisinya dalam enam hari. Meskipun dilain tempat,
Muhammad berbeda dan mengatakan bahwa bumi diciptakan dalam dua hari,
pegunungan dan tumbuhan dalam empat hari dan langit beserta lapisannya lebih
dari dua hari. Dari sini terlihat betapa Muhammad tidak mengetahui Bibel
kecuali sedikit sekali. Begitu juga jumlah langit yang tujuh. Kemungkinan
Muhammad mengambil dari yahudi adalah bahwa terdapat dalam ungkapan Bibel “heaven
of heavens”. Bagi Geiger mereka mendapati ini dalam beberapa ayat berikut
nama-nama langit dalam Talmud tersebut. Ini merupakan satu dasar dalam kitab
Talmud.
Sedangkan dalam diskursus hokum dan moral, Geiger menyatakan bahwa
Yahudi dikenal sebagai agama yang sangat kaya akan ajaran tunggal dan Muhammad
telah meminjamnya. Seperti tentang melakukan doa (sembahyang) Muhammad itu
seperti rahib yang menetukan posisi berdiri untuk berdo`a. Geiger mengutip
perkataan Muhammad “berdirilah dalam melakukan sholat, tetapi jika kamu hawatir
dan takut akan bahaya, maka sholat tersebut boleh dilakukan dalam perjalanan
(walking and reading)”. Menurut Geiger tiga posisi ini disebutkan dalam X: 13
Keterpengaruhan lainnya dalam al Qur`an adalah tentang masa iddah tiga
bulan bagi wanita yang dicerai suaminya sebelum menikah lagi. Selain itu masa
menyusui selama 2 tahun. Geiger menyatakan bahwa ini semua sama pada surat
XLVI: 14, yaitu “seorang ibu menyusui anaknya selam dua tahun penuh”
BAB III
PENUTUP
[2] Lihat naskah Lenni
Lestari “Abraham Geiger dan Kajian Al-Qur’annTelaah Metodologi
atas Buku Judaism and Islam Abraham Geiger and the Study of the
Qur'an Analyzing the Methodology of
the ‘Judaism and Islam”. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 2014.
[4]http://jokoandy89.blogspot.com/2013/03/muhammad-al-quran-dalam-kaca-mata.html Diunduh pada tanggal 27 sep
2014 pukul 09.15
[5]Ibid,
[7] Sabt: beristirahat,
bersenang-senang, Yahudi merayakan Sabtu,orang Yahudi menjadi perintah satu.
Qs. Al Baqarah: 65. Qs. An Nisa`: 47, 154. Qs. Al A’raf: 163. Qs. An Nahl: 124.
[10] Tabut: (Peti, peti
mayat) dalam al-Qur`an terdapat dalam surah Qs. Al Baqarah: 248, Qs. Thaha: 39.[10]
[11] M. Siddiqie al ‘Athar, Al Mu’jam al Mufahras LI Al Fadhil Al Qur`an,
(Bairut; Darl Fikr, 2010) hal. 318
[12] Phil Sahiron Syamsudin, dkk. Oreintalisme Al Qur`an dan Hadits (tt:
Nawesea Press, 2007) hal. 60
[14] A.w. Munawwir, Kamus
Bahasa Arab –Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997),
cet. Ke-IV hal. 907
[16] Kata Jahannam (neraka, sumur yang dalam) dalam al-Qur`an tedapat pada surah :
Qs. Al Baqarah: 206, Qs. Ali Imran: 12,162, 197. Qs. An Nisa: 93, 97, 115, 121,
140, 169. Qs. Al A’raf: 18, 41. Qs Al Anfal: 16, 36, 37. Qs.At Tubah: 35, 49,
63, 68, 73, 81, 109. Qs. Hud; 119. Qs. Ar Ra’d: 18. Qs. Ibrahim: 16, 29. Qs. Al
Hijr: 43. Qs. An Nahl: 29. Qs. Al Isra`: 8, 18, 39, 68, 97. Qs. Al Kahfi: 100,
102, 106. Qs. Maryam: 68, 86. Qs. Thaha: 74. Qs. Al Anbiya: 29, 98. Qs. Al
Mu`minu: 103. Qs. Al Furqon: 34, 65. Qs. Al Ankabut: 54, 68. Qs. As Sajdah: 13.
Qs. Fathir: 36 Qs. Yasin: 63. Qs. Shad: 56,85. Qs. Az Zumar: 32, 60, 71, 72.
Qs. Ghafir: 49, 60, 76. Qs. Az Zukhruf: 74. Qs. Al Jatsiah: 10. Qs. Al Fath: 6.
Qs. Qof: 24. Qs. At Thur: 13. Qs. Ar Rahman: 43. Qs. Al Mujadalah: 8. Qs. At
Tahrim: 9 Qs. Al Mulk: 6. Qs. Al Jin: 23. Qs. An Nab`: 21. Qs. Al Buruj: 10.
Qs. Al Bayinah: 6.
[21] Taurat dalam kamus
Arab memiliki arti keluar apinya, lemak yang gemuk, tamu, tetangga, bisul pada
batang tenggorokan. Dalam al-Qur`an terdapat dalam surah Qs. Ali Imran: 3,48,
69, 93. Qs. Al Maidah: 43,44, 46, 66, 68,110. Al A’raf: 157. Qs. At Taubah: 111. Qs. Al Fath: 29. Qs. As Shaf: 6. Qs. Al Jumu’ah: 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar