Memelihara
Kehormatan (‘Iffah)
A.
Makna
Memelihara Kehormatan
Secara etimologi.
‘iffaah adalah bentuk masdar dari
affa-ya’iffu-‘iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak
baik. Secara terminology, ‘iffah adalah memelihara kehormatan
diri dari hal-hal yang merendahkan, merusak dan menjatuhkannya. Dengan demikian
‘affif adalah orang yang bersabar dari perkara-perkara yang di haramkan.
033. Dan
orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya,
sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu
miliki yang menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan
mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada
mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan
janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang
mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan
duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa
(itu).[1]
273.
(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan
Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu
menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal
mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara
mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah),
maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.[2]
B.
Bentuk
Pemeliharaan Kehormatan
1.
Pemeliharaan atas keturunan.[3]
2.
Pemeliharaan atas akal.[4]
3.
Pemeliharaan atas kemuliaan.[5]
4.
Pemeliharaan atas jiwa.[6]
5.
Pemeliharaan atas harta.[7]
6.
Pemeliharaan atas agama.[8]
C.
Urgensi
Memelihara Kehormatan
‘Iffah merupakan
akhlak paling tinggi dan dicintai Allah Swt. Oleh sebab itu, perlu dilatih
sejak masih kecil. Berikut adalah hal-hal yang dapat menumbuhkan ‘iffah
:
1.
iman dan taqwa
keberadaan
iman dan taqwa dalam timbulnya sifat ‘iffah akan menyebabkan seseorang
selalu berhati-hati dalam melakukan segala sesuatunya. Allah berfirman :
157. Mereka
itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.[9]
2.
Rasa malu
Timbulnya rasa
malu pada diri seseorang akan terhindar berbagai perbuatan yang dibenci Allah
Swt.
3.
Menundukkan pandangan dan menjaga
kemaluannya (An-Nur : 31)
Dari sifat
inilah akan lahir sifat-sifat mulia, seperti sabar, qanaah, jujur, santun, dan
akhlak terpuji lainnya. Ketika sifat iffah ini hilang dari dalam diri
seseorang maka akan membawa pengaruh negatif dalam diri seseorang tersebut.
D.
Implikasi
Memelihara Kehormatan
Untuk menjaga
kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah seksual[10],
harta[11],
dan kepercayaan orang lain kepada dirinya, maka perlu adanya hal-hal yang
ada di bawah ini :
1.
Tidak bepergian jauh (safar)
sendirian tanpa didampingi mahram yang akan menjaga dan melindunginya dari
gangguan
2.
Tidak berjabat tangan dengan
laki-laki yang bukan mahramnya
3.
Tidak khalwat (berduaan) dengan
lelaki yang bukan mahram
4.
Menjauhkan diri dari hal-hal yang
dapat mengundang fitnah
E.
Hikmah
Disyareatkan Memelihara Kehormatan
2.
Mendapatkan ketenangan hati dan
kenikmatan besar di dunia
3.
Memberi jalan keluar dari kesukaran
dan kesulitan (at-talaq : 2[14])
Referensi :
Abdurrahman. Ali Al-Hudzaifi. 2005. “Al-Quran
Player” copyright@ Wawan Sjachriyanto
Mu’is. Fahrur
dan Titus DS. 2005. “Kado Pengantin” Solo : Pustaka Arofah. PDF
[1]
Q.S An-Nur : 33
[2]
Q.S Al-Baqarah : 273
[3]
Misalnya
syariat islam mengharamkan zina dan menjatuhkan hukuman bagi pelakunya. Hal ini
untuk menjaga garis keturunannya
[4]
Misalkan syariat islam mengharamkan segala sesuatu yang dapat memabukkan dan
menghilangkan kehormatan
[5]
Misalnya islam mengatur masalah tentang fitnah atau tuduhan dan melarang untuk
membicarakan orang lain .
[6]
Misalnya syariat islam telah menetapkan sanksi atas pembunuhan
[7]
Misalnya syariat islam menetapkan sanksi atau kasus pencurian dengan potong
tangan.
[8]
Misalnya, syariat Islam membebaskan bagi setiap manusia untuk menjalankan
ibadah sesuai kepercayaannya.
[9]
Q.S al-Baqarah : 157
[10]
Penglihatan, pergaulan, dan pakaian
[11]
Muslim tidak menadahkan tangan (meminta-minta)
014.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),015.
dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.
075. Mereka itulah orang yang dibalasi
dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka
disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.
002. Apabila
mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau
lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang
adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan ke luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar