Geografi Al-Qur’an
Barang-barang kuno
Kesulitan-kesuliatan dalam
melakukan perjalanan di Arabia untuk
tujuan penyelidikan ilmiah sedemikian rupa, hampir-hampir
tak ada yang bisa dikerjakan.
Walaupn begitu, Arab tidak dapat dikatakan “miskin barang-barang kuno”tetapi bahan untuk
studi di bidang ini masih amat kurang.
Catatan-catatan dari para penyelidik sejak Carsten Niebuhr menunjukan
bahwa barang-barang kuno memang ditemukan.
Para
sejarawan membagi sejarah Arab menjadi tiga periode. Periode Sheba (Saba') dan
Hemyar adalah sebuah periode yang berkaitan dengan masa kuno sejarah Arab.
Setelah itu tiba periode Jahiliah yang dimulai dari abad keenam masehi. Masa
Jahiliah itu berakhir dengan masuknya periode Islam. Periode Islam pun bertahan
hingga kini.
y]s3yJsù uöxî 7Ïèt/ tA$s)sù àMÜymr& $yJÎ/ öNs9 ñÝÏtéB ¾ÏmÎ/ çGø¤Å_ur `ÏB ¥*t7y :*t6t^Î/ AûüÉ)t ÇËËÈ
22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia
berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan
kubawa kepadamu dari negeri Saba, suatu berita penting yang diyakini
(QS. An-Naml: 22)
Saba
adalah sebuah nama kerajaan di zaman
dahulu, ibu kotanya Ma'rib yang letaknya dekat kota San'a ibu kota Yaman
sekarang.
Pembagian
sejarah Arab juga dilakukan berdasarkan geografi dan ras. Berdasarkan geografi
dan ras, Arab terbagi menjadi dua kelompok; Qahthani dan Adnani. Dengan kata
lain, ada kelompok penduduk kota dan badui. Pada dasarnya, sejarah Arab kuno
saling berkaitan dengan akar sejarah bangsa Iran, India, Mesir dan Yunani.
Bangsa
Arab sebelum masuknya Islam, dikenal di bidang syair dan sastra. Budaya sastra
dan syair melebur di tengah masyarakat, bahkan menjadi perhatian luar biasa
semua khalayak. Arab badui sangat menyukai sastra bahkan mereka membentuk
lingkaran-lingkaran dan kelompok untuk mendengar syair-syair Arab terbaru.
Pasar-pasar Arab seperti Ukaz adalah tempat kumpul masyarakat dan sastrawan.
Masyarakat dari berbagai kabilah saling berbangga-bangaan dengan menyampaikan
syair-syair karyanya.
Disebutkan
dalam sejarah bahwa sastra di masa itu sangat berpengaruh kuat bahkan
diceritakan bahwa bila seorang penyair menyampaikan pujian kepada orang yang
tak dikenal, maka orang itu tiba-tiba akan dikenal dan mulia dalam sekejap.
Akan tetapi sebaliknya bahwa seorang penyair ketika menjatuhkan orang yang
punya kedudukan, maka saat itu juga, orang yang berkedudukan itu akan hina di
hadapan semua orang. Ini menunjukkan bahwa sastra di masa itu sangat
berpengaruh kuat. Pada intinya, sastra dan syair pada masa sebelum Islam
menjadi masalah yang benar-benar menyedot perhatian masyarakat.
Sejarah
Arab badui banyak diliputi dengan perang. Pada masa itu dikenal dengan istilah
"Ayyamul Arab." Pada umumnya, perang di masa itu terjadi karena
perselisihan dan pertikaian terkait binatang dan padang rumput. Fanatisme
adalah salah satu karakter menonjol Arab.
Di
masa itu, konflik sering terjadi, bahkan karena masalah kecil, perang bisa
berlangsung hingga bertahun-tahun. Lebih dari itu, masyarakat di masa Jahiliah
sama sekali tidak menganggap perempuan sebagai makhluk yang mulia. Mereka malah
beranggapan bahwa perempuan adalah sumber kehinaan. Bahkan dalam sejarah
disebutkan bahwa mereka tega mengubur anak perempuan dalam kondisi hidup-hidup
untuk menutupi rasa malu. Bangsa Arab juga meyakini bahwa kaum perempuan tidak
dapat menerima warisan, bahkan mereka dianggap seperti barang yang bagian dari
warisan.
Allah
Swt dalam surat An-Nahl ayat 58-59 berfirman;
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ
وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ
مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا
سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59)
58. Dan apabila seseorang
dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah
padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.
59. Ia menyembunyikan dirinya
dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya.
Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan
menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa
yang mereka tetapkan itu.
Rasulullah
Saw diutus di tengah masyarakat Jahiliah untuk menyampaikan berita kebahagiaan.
Masyarakat Arab di masa itu benar-benar tertinggal. Untuk itu, masyarakat Arab
tidak termasuk dalam kekuatan yang diperhitungkan dunia. Akan tetapi setelah
kehadiran Rasulullah Saw, masyarakat Arab mengalami perubahan dalam waktu
singkat baik dari sisi keyakinan, budaya maupun peradaban.
1.
Petilasan-petilasan prasejarah
Tampak jelas dari catatan-catatan para penyelidik , yaitu Palgrave
(Central and Eastern Arabia, Vol. 1. Ch.6) berbicara tentang bagian bentuk sebuah lingkaran yang tersusun
dari batu-batu kasar yang di ambil dari bukit-bukit gamping sekitar Nejd. Delapan atau sembilan dari batu-batu ini
masih ada, beberapa di antaranya setinggi sampai 15 kaki , dua di antaranya
berjarak 10 sampai 12 kaki masih menunjukan hubungan horizontal.
Karnek Doyghty (Arabia Deserta, Vol. II), yang menjelajahi bagian
barat daya Arabian, melihat batu-batu
granit yang tersusun berjajar dan “batu-batu hampar yang tersusun miring” serta
ia melihat “timbunan-timbunan yang berbentuk bundar “ yang mungkin gundukan
makam. Dan kamar-kamar bundar yang polos tanpa hiasan, yang mungkin adalah makam-makam
kuno. JT. Bent meneliti salah satu dari beberapa gundukan di ahrein.ternyata
itu adalah kuburan peninggalan jaman kuno.
2.
Istana-istana tembok-tembok
Abad sebelum era kristen suatu kebudayaan telah maju dan
berkembang, yaitu di bagian selatan Arabia. Istana-istana besar memang sering
di sebut-sebut dalam literatur Arab zaman dulu, satu diantaranya yang ada di
sekitar San’an yang di sebut sebagai satu dari keajaiban dunia oleh Qazwini.
Kemudian puing-puing kota Ma’rib, ibukota Saba kuno, telah dikunjungi oleh
Arnauld, Halevy, dan glaser.
3.
Sumur-sumur Tanggul-tanggul
Prasasti-prasasti mengenai hal ini masih di dapatkan di bagian selatan,
sumur Zam-zam di Makkah yang terkenal.
Berasal dari zaman dahulu kala, ketika lalu lintas perdangan Timur lewat
selatan ke barat daya Arabia melalui Hejaz. Sumur ini elah di temukan kembali
beberapa waktu sebelum Muhammad. Petilasan-petilasan di Ma’rib yang terkenal
adalah tanggul-tanggul besar yang mengingatkan orang kepada tangki-tangki yang
telah di restorasi yang sering di lihat para pendatang di Aden. Petilasan
–petilasan ini ditulis pertama kali oleh Arnaud (Journal Asiatique, January
1847 dengan gambar-gambar)
4.
Batu-batu dan perunggu
Sejumlah prasasti dalam bahasa Minea dan Saba dan ada sedikit dalam
bahasa Hadramaut dan Katabania telah di bawa ke museum-museum Eropa ( khususnya
London, Paris, Berlin, dan Wina), hal ini terjadi pada abad ke-19.
Prasasti-prasasti ini pada umumnya di tulis pada batu gamping, atau
padakeping-keping perunggu. Ukurannya bervariasi dari beberapa inci sampai
beberapa kaki panjang dan tinggi nya. Huruf-huruf yang di pakai berasal dari Phoenica (cf.
Lizbarski’s Ephemeris, Vol. 1. Pp. 109 ff)
5.
Cap, Timbangan dan Uang Logam
Museum Wina memiliki sejumlah kecil cap dan permata, cap-cap
tersebut bertatah tulisan Saba dan terbuat dari perunggu, tembaga, perak, dan
batu. Batu-batu permata, batu-batu setengah berharga, dan batu akik, serta
menunjukan bermacam-macam gambar dan prasasti huruf Arab.
Sejumlah mata uang logam telah di bawa ke museum Inggis dari Aden,
San’a, dan Ma’riv. Lainya di beli oleh G.Sahlumberger di Konstentinopel, dan
yang lainnya di bawa ke Eropa oleh Glasser.
Eksplorasi Oman
Para penyelidik hanya masuk sedikit dari pantai Niebuhr tidak ke pedalaman Muscat. padahal di Oman
keadaannya lebih baik. Operasi-operasi keamanan oleh British Indian Force
terhadap perusuh-perusuh pantai pada 1810 tidak memungkinkan untuk mengadakan kunjungan ke pedalaman.
Pada 1835, J.R Wellsted yang telah mencoba menembus Hadramaut dari
arah Selatan dengan Muscat dengan maksud masuk dari bagian Timur laut dengan
berlayar ke Tsur dekat Ras-el-Had, ia melaju ke selatan melalui daerah Banibu
Ali ke tapal batas padang pasir. Kemudian ia berbelok ke arah barat laut, ke
Wedi Betha. Ia berjalan ke lereng selatan Jabal Akhdar yang di huni oleh
penduduk yang ramah yang menyambutnya dengan baik.
Wellsted sempat mengunjungi Ibra, Semed, dan Nizwa di kaki selatan
pegunungan. Namun dengan adanya serbuan dari Nejd ia tidak dapat melaksanakan
niatnya yang semula, yaitu menyelidiki bagian barat negei Oman. Setelah
perjalanannya ia kembali ke India.
Pada 1876, kolonel S.B. Miles yang telah berbuat banyak dalam minat
geografi yang mendalm di Arabia Selatan melanjutkan pekerjaan Wellsted di Oman.
Mulai dari Sohar yang terletak di pantai Batina ia memotong jalan lewat Dhahira
untuk mencapai Birema.penyeliduk mesir menyimpulkan bahwa Dhahira memiliki
banyak perkampungandengan petani-petani yang rajin, serta daerah tang belum
terjajahi yang memanjang 250 mil sebelah barat semenanjung El-Katr, merupakan
padang berbatu-batu yang terpencil. Padang itu menurun bertingkat-tingkat
sampai ke rawa-rawa yang asin, yang merupakan batas daerah pantai Teluk.
Kaum Tsamud di dataran Yaman Selatan
Dalam pembahasan
geografi Al-Qur'an, Yaman merupakan daerah yang paling sering dieksplorasi.
Dimulai dari sudut barat daya Semenanjung Arab, antara tahun 1761 dan 1887 oleh
para pengelana dari Niebuhr hingga para ahli arkeolog seperti E. Glasser dan R.
Manzoni. Daerah ini sering dieksplorasi karena dahulunya daerah ini merupakan
permukiman kaum Tsamud, yang hidup pada masa Nani Shaleh A.S.
Pada dasarnya,
kaum Tsamud merupakan kaum yang ahli dala bidang arsitektur dan
enterpreneurship. Inilah yang kemudian menjadikan para ahli arkeolog
berbondong-bondong datang ke daerah Yaman untuk meneliti peninggalan kaum
Tsamud tersebut. Jika diteliti daerah teritorial kaum Tsamud, mereka mendiami
kota di Yaman Selatan hingga daerah utara Madinah yang disebut dengan Madain
Shaleh. Kaum Tsamud merupakan keturunan dari kaum 'Ad yang hidup sezaman dengan
Nabi Hud A.S.
Di dalam Al-Qur'an
sendiri kaum Tsamud ini disebutkan beberapa kali, seperti dalam surat Hud ayat
61-68, dan surat Ibrahim ayat 9. Dalam kisah yang diceritakan Al-Qur'an yang
tertera dalam surat Hud ayat 61-68 menyebutkan bahwa Nabi Shaleh A.S. diutus
kepada kaum Tsamud untuk kembali ke jalan yang lurus. Tatkala menyampaikan
panggilannya tersebut, mereka menanyakan kemu'jizatan Nabi Shaleh A.S., maka
mereka akan beriman kepadanya. Nabi Shaleh A.S. pun meminta kepada Allah S.A.W.
untuk menurunkan mu'jizat kepadanya, maka diturunkanlah unta betina pertanda
kebenaran seruan Nabi Shaleh A.S. kepada kaumnya untuk berpegang kepada agama
yang benar. Setelah mendapati kebenaran tersebut, hati mereka tetap tak
tergoyah untuk beriman kepada Allah SWT. Mereka menyiksa dan memotong unta
betina tersebut, dimana Nabi Shaleh menyerukan mereka untuk menjaga dan
membiarkan unta betina tersebut hidup di bumi ini. Maka Allah mengazab mereka
dengan kilatan petir yang amat dahsyat, dan menyelamatkan Nabi Shaleh beserta
orang-orang yang beriman kepadanya.
Bukti-bukti
Areologi yang ditemukan dewasa ini menunujukkan bahwa kaum Tsamud dan
bangsa-bangsa sebelumnya memang telah ada, dan bukan karangan Al-Qur'an belaka.
Kaum yang diperkirakan hidup pada tahun 800 SM, hampir selalu disebutkan dengan
kaum Ad secara bersamaan. Seperti yang tercantum dalam surat Ibrahim ayat 9
yang berbunyi:
öNä3Ï?ù'tó Os9r& (#àst6tR úïÏ%©!$#
`ÏB
ôMà6Î=ö6s% ÏQöqs% 8yqçR
7$tãur
yqßJrOur
¡ úïÏ%©!$#ur
.`ÏB öNÏdÏ÷èt/ ¡ w öNßgßJn=÷èt wÎ) ª!$# 4 öNßgø?uä!%y` Nßgè=ßâ
ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ (#ÿrtsù óOßgtÏ÷r& þÎû óOÎgÏdºuqøùr&
(#þqä9$s%ur
$¯RÎ)
$tRöxÿx.
!$yJÎ/ OçFù=Åöé&
¾ÏmÎ/
$¯RÎ)ur
Å"s9
7e7x©
$£JÏiB !$oYtRqããôs?
Ïmøs9Î) 5=ÌãB
ÇÒÈ
"Belumkah
sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud
dan orang-orang sesudah mereka. tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah.
telah datang Rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu
mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata:
"Sesungguhnya Kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya
(kepada kami), dan Sesungguhnya Kami benar-benar dalam keragu-raguan yang
menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak Kami kepadaNya". (Ibrahim: 9)
Ayat-ayat yang
menyandingkan kaum Tsamud dengan kaum Ad terebut bukan tanpa sebab, tetapi
dikarenakan Allah selalu memberikan permisalan kepada suatu kaum tentang
kaum-kaum terdahulu yang mendapatkan azab. Hal ini diperuntukan bagi suatu kaum
agar mereka dapat bercermin terhadap perbuatan kaum terdahulu yang dapat memicu
azab Allah SWT. Bila ditelaah, kaum Ad sendiri merupakam kaum dari Nabi Hud
A.S. yang hidup sekitar tahun 1.300 SM, atau sekitar 500 Tahun sebelum kaum
Tsamud muncul. Hubungan antara kedua kaum ini bisa dilihat dari bukti arkeologi
yang mengatakan bahwa kaum Tsamud mulanya hidup di Utara Semenanjung Arab yang
berasal dari Selatan Arabia, tempat Kaum Ad bermukim.
Bukti-bukti
arkeologi yang menandakan pernah hidup kaum Tsamid pada masa tersebut adalah
ditemukannya Domatha dan Hegra yang merupakan kota dimana kaum Tsamud bermukim,
yang sekarang dikenal dengan Kota Al-Hijr. Bangsa Tsamud juga dikenal dengan
sebutan Ashab-Al Hijr dikarenakan tempat yang mereka diami dikenal dengan Kota
Hijr. Peninggalan tua yang menjadi bukti keberadaan kaum Tsamud adalah hikayat
kemenangan Raja Babilonia, yang bernama Sargon II (abad 8 SM) yang berisikan
kekalahan kaum Tsamud dalam peperangan yang terjadi di Arabia Selatan.
Bukti arkeologi
penting lainnya adalah ditemukannya pahatan batu di Jabal Ath-Thalab yang
isinya bertuliskan tentang kaum Tsamud. Bukti-bukti inilah yang menandakan
kemahiran kaum Tsamud dalam bidang arsitektur. Tidak hanya itu, kaum Tsamud pun
pandai dalam bidang interpreneurship. Hasil kerajinan tangan mereka memiliki
nilai komuditi yang tingi, sehingga mereka dapat memanfaatkannya untuk barang
dagangan yang bernialai tinggi. Bahkan, bukti peradaban kaum Tsamud yang sudah
sangat maju pada waktu itu, dijadikan warisan dunia oleh UNESCOsebagai tempat
yang harus dilindungi, yakni Madain Shaleh yang merupakan tempat bermuki kaum
Tsamud.
Terlepas dari
segala kelebihan yang mereka punya, pada akhirnya mereka dimusnahkan karena
mengingkari Allah sebagai Tuhan mereka dan mendustakan Nabi yang diutus di
tengah-tengah mereka. Bukti-bukti arkeologi yang disebutkan di atas hanyalah
pertanda kebenaran Al-Qur'an yan menceritakan kaum-kaum terdahulu yang ditimpa
azab agar dijadikan pelajaran bagi yang mengetahui hikayatnya.
GEORAFI ARABIA
A.
ARABIA MENURUT KITAB PERJANJIAN LAMA
a.
Nama-nama Arabia
Pada zaman Nabi Ibrahim nama Arabia adalah Negri timur dan Negri
selatan, di negri timur juga terdapat suku-suku yang diantaranya suku Edom,
Moab, Ammon, Amor, Midian, dan Amalek. Dan
pada zaman Nabi Musa nama Arabia adalah Iloreb (Arabia), sedangkan
bagian Arabia lainnya tetap disebut dengan nama penghuninya masing-masing.
Sedangkan pada zamannya Nabi Sulaiman menamakan Arabia tetap Arabia.
b.
Pembagian Arabia
Orang Yahudi tidak memiliki tentang pengetahuan geografi Arabia,
mereka hanya mengetahui tentang Arabia utara saja, yang terdiri dari Hijaz,
Sinai, Syria Arab, Irak Arab, Bahrain, dan pantai-pantai teluk persia. Mereka
juga membagi Arabi utara menjadi dua bagia yaitu bagian timur dan barat. Yang
pertama meliputi kota-kota yang terletak disebelah timur Canaan, pantai-pantai
teluk persia, Bahrain, dan Irak Arab, sedangkan yang kedua meliputi Sinai,
Hijaz, padang pasir Syiria Arab, dan sebagian Nejd yang terletak disebelah
selatan Canaan. Sejumlah suku tinggal dibagian timur dan selatan Arabia utara
ini, dan daerahnya dinamakan menurut nama suku-suku itu.
c.
Kota-kota Arabia
Kitab perjanjian lama menyebutkan beberapa kota yang pertama yang
terletek dinegra Edom, akan tetepi tempatnya tidak dijelaskan, nama dalam perjanjian lama hanya dikatakan
kemungkinan besar kota “Bozra” adalah kota yang sama dengan “Busra”dan “Teman”
dalam Bibel mungkin identik dengan “Tima’i”sebuah kota yang terletak dengan
Busra. Dan disebutkan juga “ Hazor” ialah sebuah tempat yang berhubungan dengan
kedar putra Nabi Ismail. Tetapi kemungkinan besar Hazor bukanlah nama kota
melainkan hanya sebuah tempat tinggal tetap.
Dalam kitab perjanjian lama juga disebutkan kota “shiloh” yang
terletak di negri Edom. Kata “Shiloh” berarti batu, sama dengan kata Arab
al-Hajar, dan bahasa Yunani Petra. Pada zamannya Yunani Shiloh adalah sebuah
kota besar dibagian utara barat. Dan kota pelabuhan “Eloth” yang dekat dengan
teluk “ Aqabah” yang termasuk kerajaan Edom yang kemudian ditaklukkan oleh
pengikut-pengikut Daud dan Sulaiman dan dijadikan pusat angkatan laut bangsa
israel. Pelabuhan Eloth disebut pusat perdagangan. Kota Adem juga dikenal
sebagai pusat perdagangan dan perniagaan .
Kitab Injil menyebutkan
kota-kota di Yaman yang menyerahkan diri kehadapan pengadilan Sulaiman
adalah Ratu Sheba dan kota-kota dagang lainnya yang terdapat di Yaman,
misalnya, Roamah,Uzal, Havilah, Gurbal, dan yang terakhir adalah kota yang
disebut-sebut sebagai Palestina, dan mungkin letaknya di Arab utara.
Orang-orang Yahudi hanya mengenal suku-suku yang mempunyai hubungan
politik dan perdagangan dengan mereka saja misalnya, suku Median, Edom, Amalek,
dan Moab, suku-suku inilah yang mereka anggap sederajat, dalam kitab perjanjian
lama disedutkan tentang suku yang pertama diarabia yaitu orang-orang saba dan
Roamah, sedangkan suku Ismail telah disebutkan dalam kitab Injil sebagai
orang-orang yang berdagang di Arab dan Mesir.
B.
ARABIA MENURUT LITERATUR KLASIK (500-200 SM.)
Orang Yunani pertama yang diakui mempunyai pengetahuan geografi
adalah Homer, yang hidup pada 1000 atau 800 SM, ia adalah seorang penyair, yang
sajak-sajaknya menceritakan beberapa kota dan negri. Ahli sejarah dan geografi
pertama yunani Herodotus, mengetahui sesuatu tentang Arabia dan penduduknya,
tetapi pengetahuannya sangat terbatas, misalnya, ia menganggap bahwa Arabia
merupakan daerah paling selatan yang dihuni oleh manusia, dan sungai Nil
merupakan perbatasan barat daya negri itu, bahkan iapun tidak mengetahuinnya
disebelah timur negri itu terletak teluk persia yang memisahkan Arabia danan
Persia, iapun mengetahuinya kalau disebelah barat Arabia adalah laut merah.
a.
Batasan-batasa Arabia.
Pengetahuan Yunani mengenai geografi Arabia bertambah cukup banyak
setelah kemenangan Alexander di timur pada abad ke 3 sebelum masehi, mereka
memastikan bahwa Arabia dibatasi di bagian barat oleh laut merah,di timur oleh
teluk persia di selatan oleh lautan, Hindia, di timur laut oleh Euphrate, dan
di barat laut oleh Syiria dan Mesir.
b.
Pembagian Arabia
Penulis-penulis klasik terdahulu seperti Erostosthenes, Strabo, dan
Pliny membagi Arabia menjadi dua menurut keadaan alamnya. Yaitu bagian selatan
dan bagian utara. Dan pembagian yang di buat oleh Ptolemy pada abad kedua
masehi, yang di ikuti oleh ahli-ahli geografi eropa, Ptolemy membagi Arabia
menjadi 3 bagia yaitu: Arabia Petra, Arabia Deserta dan Arabia felix.
Penulis-penulis kelasik juga telah menerangkan secara terperinci
tentang Arabia Petra dan Arabia Deserta, karena mengenal kota-kota itu dengan
baik, tetapi keterangan itu sudah sulit untuk dilacak kembali karena penakluk
sudah menghancurkan kota-kota tua Arab dan mendirikan kota-kota baru, dan
memberikan nama Yunani, yaitu:
a)
Tadmur adalah sebuah kota yang dekat dengan palestina, yang
menandai batas bagian utara dari Arabia. Dan orang Romawi mengubahnya menjadi
nama Palmyra.
b)
Ribat-i-Moab kota ini terletak di Arabia Petra dekat laut mati,
merupakan pusat suku Arab Moaab.dan orang Romawi mengubahnya menjadi Aeropolis.
c)
Busra sebuah kota yang terletak dekat dengan Ribat-i-Moab dan
merupakan pusat suku Arab Edom, dan orang Romawi mengubahnya menjadi Bostra.
d)
Ar-Raqim. Sidebut Shiloh ini merupakan ibu kota dari Arabia utara.
e)
Ribat –i-Ammon, merupakan ibu kota dari suku Arab Ammon terletak di
bagian timur laut Arabia Deserta. Dan orang Yahudi menyebutnya dengan
Philadelphia, karena kota ini di bangun kembali pada abad ke 3 SM oleh raja
Philadel Pheus.
c.
Suku-suku dari Arabia
Penulis-penulis kelasik hanya mengenal suku-suku Arabia yang
mempunyai hubungan politik dan perdagangan dengan mereka, ahli-ahli georafi
Yunani dan Romawi di Alexandria-Pliny, strabo, Diodorus dan Ptolemy, mereka
telah menyebutkan sejumlah 50 atau 60 suku Arabia, tetapi nama-nama suku
tersebut hingga sekarang sulit untuk diidentifikasi, ada beberapa suku yang
sudah di telusuri secara teliti yaitu:
a)
‘Ad-i-Aram ini adalah suku Arabia yang tertua dan paling dikenal,
mereka tinggal didekat Hadramaut.
b)
Thamud, sebagai suku Thamud yang selamat dari hukuman Tuhan, mereka
masih hidup di zaman penjajahan Yunani, di tempat tingggal mereka yang lama di
Midian dekat Hijaz.
c)
Nabata.
d)
Kedar. Adalah keluarga kedar. Seorang putra Ismail telah memerintah
Hijaz sejak 1000 SM.
C.
KAUM JURHAM
Para berbeda pendapat tentang asal-usul Jurham, sebagian
menganggapnya berasal dari bangsa Semit, dan yang lain menganggapnya keturunan
Joktan. Sejarawan menggabungkan pendapat tersebut menjadi dua bagian, yaiti
Jurham pertama dan Jurham kedua, yang pertama sezaman dengan kaum ‘Ad, dan yang
kedua yaitu tetangga serta kerabat dari Ismail, adalah putra Qahtan atau
Joktan.
Kaum Jurham tingggal di Hijaz sejak 2200 SM, dan Nabi
Ismailmempunyai hubungan kekeluargaan dengan mereka, sebuah ihwal tentang
raja-raja kaum Jurham diberikan oleh sejarawan-sejarawan Arab. Bermula dari Madad
putra Amar Jurhami menjadi raja, calon saingannya yang bernama Sumida
memeranginya, tetapi dapat dikalahkan,
setelah dikalahkan Sumida pergi ke Syria dan menjadi raja orang-orang
Amalek disana, dan Madad pun digantikan oleh anaknya yaitu Harith,
pada zaman pemerintahannya seluruh kaum Jurham hancur karena
pemberontakan dan kekalutan.
I.
Arabia
dalam Periode Qur`an
A.
Mengenal
Arabia
Negeri Arabia, oleh penduduknya
selalu disebut sebagai pulau ‘Jazirat al-‘Arab’, dan mereka selalu menganggap
bahwa negerinya itu sebagai pusatasal muasal manusia. D.G. Hogart, Sir William
Muir, dan sarjana-sarjana modern lainnya juga mencirikan Arabia sebagai jantung
dari Dunia Lama. Negeri-negeri yang berdekatan dengan Arabia adalah Persia di
sebelah timur, India di sebelah selatan, Abyssinia, Sudan, dan Mesir di sebelah
barat. Dan Syria, Aljazair, danIrak di sebelah utara.[2]
Negeri Arabia sendiri dibatasi di sebelah timur oleh Teluk Persia dan Teluk
Oman. Di sebelah selatan oleh Lautan Hindia. Di sebelah barat oleh Laut Merah. Di
barat dibatasi oleh Teluk ‘Aqobah, Syria, dan Palestina. Dan di timur dibatasi
oleh Euphrate.[3]
Keadaan alam negeri Arab yang
luas itu sebagian besar tidak berpenduduk, sebab tanah tersebut berpasir dan
bergunung-gunung. Tanah ini pun merupakan padang pasir tanpa air, iklimnya pun panas dan kering. Padang pasir luas yang
membentang dari Syria ke Arabia oleh orang Arab disebut ‘padang pasir Syria’,
dan oleh orang non-Arab dinamakan ‘padang pasir Arabia’.[4]Sedang padang pasir paling luas kedua adalah ‘ad-Dahna’
(artinya lautan pasir) yang disebut juga ‘ar-Rub’al Kholi (daerah sunyi). Gurun
pasir ini luasnya 250.000 miil persegi. Tepat di seberang negeri ini berderet
rangkaian pegunungan yang paling panjang – dari selatan (Yaman) ke utara
(Syria) – yang disebut ‘Jabal-us-Sarat’ yang puncak tertingginya mencapai 8000
kaki.[5]
Negeri Arabia walaupun tidak memiliki sungai yang berarti, namun kekurangan ini
cukup diimbangi oleh arus air yang keluar terus menerus dari
pegunugan-pegunungan, yang menjadikan lereng perbukitan serta lembah-lembah
tetap subur. Dan daerah Arabia yang pada umumnya termasuk daerah subur yaitu
daerah yang terletak di pantai, lebih-lebih provinsi Yaman yang tereletak di
pantai Lautan Hindia dan Laut Merah. Dan oleh orang Yunani daerah ini dikenal
dengan ‘Arabia subur’, yaitu Oman, Hadramaut, Nejd, dan Taif merupakan bagian
Arab yang palingn produktif.[6]
Adapun hasil tanah Arabia itu
terdiri dari kurma, apel, dan buah-buahan lainnya. Tanah-tanah pertanian pun
terdapat di sana sini. Namun di kalangan bangsa-bangsa kuno, Arabia dikenal
karena tambang-tambang emas dan perak, serta wewangiannya. Burton menulis dalam
buku mengenai itu dengan judul The Gold Mines of Midian. Pantai-pantai
Oman dan Bahrain dapat dikatakan merupakan tambang mutiara, sebab tiap tahun
ribuan penyelam terlibat dalam pencarian mutiara di pantai tersebut.[7]
B.
Provinsi-Provinsi Arabia
Ahli-ahli geografi Arab membagi
negeri mereka – kecuali Mesopotamia dan Syria Arab – ke dalam lima provinsi,
yaitu : Tihamah, Hijaz, Nejd, Yaman, dan ‘Arud. Rangkaian pegunungan terbesar
di Arabia, Jabal-us-Sarat, membentuk garis demarkasi. Rangkaian itu yang
dimulai dari ujung utara (Syria) dan berakhir di ujung perbatasan Arabia
(Yaman) membelah Arabia menjadi dua bagian, bagian timur dan bagian barat.[8]
1.
Provinsi ‘Arud
Provinsi ini terdiri dari tiga
distrik, yaitu : Yamama, Bahrain, dan Oman.[9]
1)
Yamama. Dibatasi di
bagian timur oleh Oman dan Bahrain, di selatan oleh Ahqaf (gurun berpasir), di
barat oleh Hijaz dan sebagian Yaman, dan di utara oleh Nejd. Dan bagian utara
Yamama sangat subur.
Pada zaman kuno,
Yamama merupakan tempat tinggal suku Tasm dan Jad. Kota-kota terkenal di
distrikk ini adalah Hijr dan Ja’da. Puing-puing bangunan serta benteng dari
kedua suku itu masih ada sampai zaman kelahiran Islam. Kota Hijr menjadi pusat
kegiatan provinsi ini.
Beberapa waktu
sebelum kelahiran Islam, Yamama adalah tempat tinggal suku terkenal Banu
Hanifah – anak suku dari Bakr bin Wa`il. Seorang utusan dari suku ini menunggu
nabi pada tahun ke-8 Hijriyah dan memeluk Islam. Tokoh licik, Musailamah juga
dari suku ini.
2)
Bahrain.
Yang juga dikenal sebagai ‘al-Ihsa’, adalah sebuah kota pantai. Kota ini
dibatasi di sebelah barat oleh Yamama, dan Teluk Persia di timur dengan Irak di
utara, dan Oman di selatan.[10]
Kota ini dalam
sejarah pernah ditempati oleh suku Jad, suku ‘Abdul Qais (keturunan dari
Adnan), beberapa keturunan Rabi’ah juga tinggal di sini. Pada abad keenam
Masehi, Bahrain di bawah kekuasaan kerajaan Persia. Pada tahun keenam Hijriyah,
penguasa Bahrain, Mundhir, putra dari Sawi memeluk Islam beserta seluruh warga
Arabnya. Dan peristiwa paling unik pada zaman Islam adalah suku Qaramatah
(Carmathians), yang separuh muslim separuh majusi, memilih tempat ini
sebagaipusat kegiatan politik mereka.[11]
3)
Oman. Di timur, Oman
dibatasi oleh Teluk Oman, di selatan Bahrain, di barat oleh Ahqaf, dan di utara
oleh Yaman. Daerah pantai pada umumnya subur dan makmur. Pegunungan terbesar di
provinsi ini adalah Akhdar, dengan ketinggian 3000 meter. Pegunungan-pegunungan
di Oman kaya akan barang-barang tambang, sungai-sungainya menyimpan batu
permata, dan lembah-lembahnya merupakan tanah subur untuk jagung, buah-buahan,
serta rempah-rempah. Oman juga dikenal karena kudanya, sapi dan domba.
Ahli-ahli sejarah Arab beranggapan, nama Oman berasal dari Uman bin Qathan.
Tetapi menurut kitab perjanjian lama, nama itu berasal dari Uman bin Lut.
Keturunan suku Azd atau Asad tinggal di sini sebelum Islam.[12]
2.
Provinsi Nejd
Nejd, yang merupakan dataran tinggi
yang subur di tengah-tengah Arabia, terletak 1200 meter di atas permukaan laut.
Tiga sisinya dikelilingi padang pasir, karena itu terhindar dari serangan musuh
serta pengaruh asing. Di bagian utara Nejd dibatasi oleh padang pasir Syria, di
barat padang pasir Hijaz, di tmur padang pasir Ahqaf, dan di selatan oleh
provinsi Yamama. Wilayah ini dulu merupakan tempat tinggal suku Bakr bin Wa`il,
di bawah pimpinan Kulaib, namun setelah Kulaib terbunuh, timbul perang dahsyat
antara suku Bakr dan Taghlib selama empat puluh tahun.
Negara bagian Kindah, yang mengaku
setaraf dengan kerajaan Hirah, termasuk provinsi Nejd. Keturunan Adnan telah
menduduki Nejd sejak lama, pada periode yang lebih akhir, cabang Tai dari suku
Kahlani bermukim di daerah-daerah pegunungan Nejd. Di sini juga tinggal kaum Gatfani
– kaum yang pada tahun ke-4 H mendapat hukuman dari nabi Muhammad. Suku-suku
Hawazin dan Salim menduduki bagian barat Nejd. Salah satu marga suku Hatim juga
tinggal di sini.[13]
3.
Provinsi Yaman
Yaman merupakan provinsi Arabia yang
paling subur dan berbudaya. Sebelum dan juga sesudah Islam, yaman merupakan
pusat pendidikan dan kebudayaan. Tapi, masa lampau Yaman tertutup kegelapan.
Puing-puing bangunan dan benteng-benteng, yang menunjukkan kejayaan masa lampau
banyak ditemukan di sini. Kekaisaran-kekaisaran di sekitarnya, Roma, Persia,
dan Abyssinia berkali-kali menyerbu Yaman. Kadang-kadang, serbuan itu berhasil.[14]
Orang-orang Abyssinia, sekitar
seabad sebleum Islam, menguasai dan memerintah Yaman selama tujuh puluh tahun.
Akhirnya mereka disingkirkan oleh orang-orang Persia. Badhan, gubernur Persia
di Yaman, memeluk Islam pada tahun 7 H. Penduduknya yang kebanyakan Yahudi
menerima Islam melalui Ali bin Abi Thalib pada tahun 10 H. Suku Yaman yang
terkenal, Hamdan, kemudian menerima Islam. [15]
Sejumlah besar kota kuno Yaman
hancur atau tenggelam dalam pasir, beberapa di antaranya kembali dihuni
penduduk, tetapi nama kota diganti. Adapun distrik-distrik terkenal adalah :[16]
1)
Hadramaut.
Terletak di pantai Lautan Hindia. Batas-batasnya, sebelah utara Lautan Hindia,
selatan Rub’al Kholi dan Ahqaf, di barat San’a. Hadramaut adalah tempat tinggal
asal dari Qathan (Yoktan atau Joktan), bapak orang-orang Arab Yaman. Hadramaut
juga merupakan asal kaum ‘Ad dan Tsamud, tetapi kemudian ‘Ad pindah, dan
tinggal di Ahqaf.
2)
Kota-kota Ahqaf.
Rub’al Kholi yang memanjang melalui Oman, Yamama, Bahrain, Hadramaut, dan
bagian barat Yaman, tidak dapat ditinggali penduduk. Namun daerah pinggiran
terutama sepanjang tepi Hadramaut ke Najran, ditemukan beberapa penghuni.
Meskipun sekarang merupakan padang pasir, duulunya adalah tempat tinggal suku
terkenal, ‘Ad yang mendapat kemurkaan Allah dan musnah.
3)
San’a. Ini merupakan
jantung provinsi Yaman dan pusat kebudayaan Arab kuno. San’a terletak di pantai
Lautan Hindia dan Laut Merah, di ujung barat daya Arabia. Di sini suku-suku
Minae, Himyar, dan Saba` mendirikan kerajaan-kerajaan besar mereka, dan di
sinilah dibangun bendungan yang terkenal. Zafar, Uzal, dan Ma’rib merupakan
pusat-pusat pemerintahan yang berbeda-beda. Ratu Sheba juga berasal dari sini.
4)
Najran. Merupakan kota
kecil antara Ahqaf dan ‘Asir. Dahulu, Bajilah bin Nazar, keturunan Isma’il,
tinggal di sini. Sebelum Islam lahir, agama Kristen dikembangkan di sini oleh
orang-orang Romawi dan Abyssinia. Kerajaan Yahudi di Yaman juga mencoba
memasukkan agama Yahudi ke Najran, tetapi kekaisaran Kristen dari Roma dan
Abyssinia selalu berhasil merintanginya.
4.
Provinsi Hijaz
Hijaz, yang terletak di pantai Laut
Merah, dalam kitab Perjanjian Lama disebut sebagai Faran, suatu tempat suci. Di
timur, provinsi ini dibatasi oleh Nejd, di selatan oleh Asir, di barat oleh
Laut Merah, dan di utara oleh Syria Arab ( atau Arabia Petra). Tepat di
seberang negeri ini terdapat rangkaian pegunungan, dikenal sebagai
Jabal-us-Sarat, yang berderet dari selatan ke utara, yang puncak tertingginya
8000 kaki.[17]
Arus air yang mengalir melalui
pegunungan itu menjadikan negeri ini subur, penuh taman serta tanah-tanah
pertanian. Bagian tersubur dari daerah yang kebagiain aliran air terletak di
pantai Laut Merah. Sedangkan daerah yang tak terkena aliran air merupakan
padang pasir yang tidak mungkin ditanami. Jeddah, pelabuhan bagi Mekkah
merupakan kota pantai terbesar di Hijaz. Kota pantai terbesar kedua adalah
Yanbu’, adalah pelabuhan bagi Madianh. Kota-kota penting yang lainnya di Hijaz adalah
Mekkah, Madinah, serta Taif.[18]
1)
Mekkah. Dikenal
sebagai Ummul Qura, atau ibu dari semua kota. Inilah pusat provinsi Hijaz. Kota
ini didirikan oleh nabi Ibrahim (Abraham), tempat putranya, Isma’il (Ishamel),
berpindah. Dan di sinilah nabi Muhammad dilahirkan. Kota Mekkah berada di
ketinggian 300 meter dari atas permukaan laut. Kini, panjang kota dari timur ke
barat, hampir 30 km. Dan lebarnya, dari selatan ke utara sekitar 1,5 km.[19]
Pada 2500 sebelum
Masehi, Mekkah merupakan tempat singgahnya para pedagang. Ibrahim dan Isma’il
di kota ini membangun sebuah altar dengan nama Allah, yang dinamakan Ka’bah.
Keturunan Isma’il berjaya di sini sampai bani Qathan naik ke puncak
kejayaannya. Belakangan, keturunan Isma’il berhasil mendirikan kerajaan. Dia
itulah bapak dan pendiri kaum Quraysy, yang dari waktu ke waktu menjadi
penguasa di kota itu. Mereka mendirikan pemerintahan sendiri, dan berbagai
departemen dalam pemerintahan dipercayakan kepada kepala-kepala keluarga.[20]
2)
Madinah. Pada mulanya
kota ini disebut Yathrib. Ketika terpilih sebagai tempat tinggal Nabi dikenal
sebagai Madinatun Nabi atau kota Nabi. Kota ini terletak 619 meter di atas
permukaan laut. Pada musim panas suh unaik sampai 28˚C. Dan pada musim dingin,
turun menjadi 10˚ di siang hari, dan 5˚ di bawah nol di malam hari – sehingga
air pun beku.[21]
Kota Yathrib mula-mula
ditempati oleh suku Amalek. Sesudah itu ditempati orang-orang Yahudi, dan
kemudian oleh dua marga dari suku Azd
yang dikenal sebagai Aus dan Khazraj. Kedua marga ini kemudian disebut kaum
Ansar oleh nabi Muhammad, karena mereka telah menerima agama Islam dan bersikap
ramah serta membantu pengungsi-pengungsi
Islam.[22]
3)
Taif. Kota ini dapat
dikatakan sebagai surganya Hija. Kota ini paling subur dan kaya, tempat
orang-orang kaya Hijaz melewatkan musim panas mereka. Sebelum hijrah, Nabi
Muhammad pergi ke Taif untuk meyiaarkan Islam, tetapi tak seorang pun yang mau
mendengarkannya. Pada tahun ke-8 H, Taif dikepung oleh pasukan Nabi. Pada tahun
ke-9 kepala suku mereka memeluk Islam, dan karena itu ia dibunuh oleh rakyatnya
sendiri. Tetapi kematian itu tidak sia-sia, pada tahun yang sama utusan suku
menemui Nabi dan memeluk Islam.[23]
Kota-kota Hijaz
yang lainnya yaitu :[24]
1)
Jawf atau wadi-ul Qura, di
sebelah utara Madinah, tempat tinggal suku Tsamud, dengan Hijr sebagai ibu
kotanya. Qur`an juga menyebut-nyebut kota dan penduduk Jawf. Nama yang lebih
dikenal untuk kota ini adalah Mada`in Solih (kota tempat tinggal Solih) menurut
nama nabinya.
2)
Tabuk. Di sinilah
Nabi Muhammad tinggal untuk beberapa lama, guna mempersiapkan pertahanan
mengahadapi serangan Romawi.
3)
Khoibar.
Sebelah barat Madinah, merupakan basis kuat kaum Yahudi, serta merupakan pusat
kegiatan politik mereka. Pada tahun ke-7 H, Nabi Muhammad menaklukkannya.
4)
Midian. Di pantai Laut
Merah, di balik kota Hijr. Di kota inilah tinggal Nabi Joshua, mertua Nabi
Musa. Kota ini merupakan ibu kota pemerintahan suku Midian.
Pada permualaan
Islam, kota-kota tersebut berada dalam kekuasaan kaum Yahudi, dengan
benteng-bentengnya yang kuat. Tetapi semuanya ditaklukkan oleh kaum Muslimin
pada masa hidup Nabi.
II.
Kaum ‘Ad
Istilah ‘Ad merupakan bahasa Ibrani,
yang mana merupakan bahasa Semit teretua. ‘Ad dalam bahasa Ibrani
(Hebrew/Yahudi) berarti ‘tinggi dan masyhur. Kata Aram serta Shem
mempunyai arti yang sama pula. Dalam bahasa Arab, Aram berarti gunung
dan batu tonggkak. [25]
Sistem tanggal belumlah banyak
dipakai pada periode pra-Islam di Arabia. Oleh karenanya masa hidup ‘Arabi
Ba’idah sulit ditentukan. Tapi berdasarkan pembuktian para sejarawan Arab yang
menyatakan ‘Ad sebagai putra Uz, putra Aram, putra Sam, putra Nuh, maka kurang
lebih kaum ‘Ad hidup sebelum 3000 Sebelum Masehi. Qur`an juga menyebutkan kaum
‘Ad sebagai penerus kaum Nuh, seperti dikatakan : “Dan ingatlah
oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti
(yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan
tubuh dan perawakanmu (dari pada kaum Nuh itu).”[26] “Dan bahwasanya Dia (Allah) telah membinasakan kaum 'Aad yang
pertama,”[27] dari ayat yangterakhir ini bukan saja msa hidup kaum ‘Ad yang dapat
ditentuka, tetapi juga membenarkan teori bahwa rantai pertama bangsa Semit dan
kaum’Ad adalah satu dan sama[28]
Pada umumnya diakui bahwa kemajuan bangsa Semit yang sebenarnya
terjadi pada 2200 SM atau 2000 SM. Pada tahun itulah mereka menyerbu Mesir dan
Babylonia. Dengan demikian bisa dikatakan zaman ‘Ad-i-Iram dimulai dari 2200
SM, dan berakhir sebelum 1500 SM (kira-kira 1700 SM). [29]
Kaum ‘Ad hidup di
bagian terbaik dari Arabia, yaitu Yaman dan Hadramaut, tersebar dari pantai
Teluk Persia sampai ke perbatasan Mesopotamia. Yaman merupakan pusat, memanjang
sampai ke Irak di pantai Teluk Persia, dari sinilahh mereka bertolaj dengan
mudah dan aman bila hendak bepergian jauh.[30]
“Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan
kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang
menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula)
jauh (tempatnya) dari kamu.”[31]
Eksplorasi di hejaz
Penyelidik pertama yang memasuki hejaz adalah orang spanyol. Dengan
mengaku bernama Ali Bey,sebagai utusan terakhir dari dinasti Abbas, ia berhasil
tiba di Jedah pada 1807. Ia pun menjalankaan ibadah haji ke Mekkah. Dialah
orang yang pertama menerangkan dengan jelas kepada dunia tentang kota suci
tersebut. Dan tata cara menjalan kan ibadah haji. Ia pula yang pertama kali
menentukan posisi kota mekkah dengan observasi astronomi. Dan menjelaskan
ciri-ciri alam daerah sekitarnya.
Tetapi pionir yang sebenarnya dalam penyelidikannya di hejaz adalah
J,L. Burckhardt. Orang ini telah memperoleh reputasi sebagai penemu petra.
Ditambah dengan pengalaman perjalanannya
ditanah arab serta pengetahuannya tentang kehidpan di arab, burckhardt
mendarat di jedah pada juli 1914. Ia mula-mula mengunjungi taif atas undangan
gubernur (pasha). Kemudian ia melanjutkan perjalanan ke Makkah. Di kota suci
ini ia menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk menyelidiki detil-detil
topografi tempat-tempat suci. Pada Januari 1815, ia pergih ke Madinah melalui
pantai barat, meski ia jatuh sakit karna beratnya perjalanan. Akan tetapi
sakitnya itu tidak menghalangi pekerjaannya untuk melihat dan mencatat segala sesuatu yang menarik
perhatan. Burchardt kembali melalui yanbu dan laut Cairo, tempat ia meninggal dua
tahun kemudian.
Penyelidik berikutnya yang menonjol. Sir Richard burton. Ia
merjalan sebagai seorang jamaah haji muslim. Pun mencatat semua ritual haji
dengan ketekunan. Ia membuktikan ketepatan keterangan burckhardt tentang madinah dan mekah sampai kedetil-detilnya bahkan deskripsi topografi burton lebih
lengkap. Perjalanannya dari Makkah ke Madinah melalui pantai timur, mula-mula
ia menuju ke arah tenggara madinah, kemudian keselatan di seberng
lapisan-lapisan Lava Harra, terus menyusur sepanjang dataran tinggi yang
menjadi tapal batas antara Hejaz dan nejd.richard burton memperoleh
penemuan-penemuan arkeologi yang menarik. Ia pun melakukan penyelidikan
topografi yang berharga meliputi eluruh pantai Median dari ujung teluk Akabah
sampai kemulut “Wadi Hamd”, termasuk daerah Tehama serta lembah Hisma di
belakangnya. Serta luas daerah yang di airi oleh anak-anak sungainya dapat
dijelaskan.
Eksplorasi Nejd
Burckhardt , pada
1815, sebelum ia meninggal pernah berharap bahwa berhasilnya tentara Mesir
mengalahkan kaum Wahabi, akan memberikan kesempatan baginya untuk melihat Nejd.
Tetapi, sayang ia telah meninggalkan arabia sebelum terjadi pengusiran kaum
Wahabi oleh Ibrahim Pasha yang meembuat Nejd terbuka bagi pelancong-pelancong
dari Hejaz. Penaklukan Mesir atas kau wahabi memungkinkan kunjungan pertama
dari seorang inggrs ke Nejd. Dengan harapan menjalin hubungan dengan Ibrahim
Pasha sebagai penguasa de facto dari Nejd dan El Hasan kunjungan ini
untuk mengucapkan selamat kepada Ibrahim atas kemenangan tentara mesir, agar
persahabatan ini mencegah perampok-perampok di teluk Persia mengganggu
kapal-kapal dagang India.
Sesampainya di
Hofuf , ibrahim telah meninggalkan Derainya. A mengikuti tentara mesir yang
sedang mundur melalui yemama dan Wushm, ke ras di kasim. Akhirnya dia memang
bertemu dengan kelompok utama Ibrahim. Sayangnya, ibrahim sendiri telah
melanjutkan perjalanan ke Madinah. Sadier ragu-ragu untuk melanjutkan
perjalanan lebih jauh. Tetapi ia pun tdak dapat memperoleh jaminan keamanan
untuk kembali ke lewat basra, maka dengan enggan ia terpaksa mengikuti pasukan
tentara itu ke madinah. Akhirnya ia berjumpa dengan ibrahim, meskipun ia
diterima dengan ramah, pembicaraan tdak mendapatkan apa-apa, maka sadlier
buru-buru menuju Yanbu, dan dari situ ia berangkat ke jedah, ia pun berlayar
pulang ke india.
Hasil politis
darimisi itu nol. Tetapi manfaatnya bagi ilmu geografis sangat besar . meskipun
ia sendiri bukan seorang ahli geografi. Rute perjalanan sadlier mengarungi
arabia memungkinkan, untuk pertama kalinya menentukan posisi hubungan
tempat-tempat penting. Secara kebetulan ia menunjukan lintas praktis
menyebrangi padang pasir nejd.sadlier tidak melalui jabal Shammar dalam
perjalanannya. Barulah penerusnya, G.A. Wallen, menjadikan daerah itu sebagi tujuan
perjalanan. Wallen meninggalkan kairo pada 1845. Ia memotong lintasan haji di
ma’an, terus melintasi padang pasir di Syiria ke Wadi Srihan dan oasis Jauf. Ia
bergerak ke Hail, sebua kota yang maju dan merupakan ibukota negara bagian
Shammar.batas negara bagian itu meliputi seluruh arabia bagian utara dari Kasim
sampai keperbatasan Syiria. Selama tinggal di Hail ia sempat mengamati
sifat-sifat negri serta penduduknya, keramahan dan keadilan pemimpinnya.
Kemudian wallen pergi ke madinah dan Makkah, baru ia kembali kekairo untuk
melaporkan kepada pengutusnya.
Perjalanan palgrave ke nejd
Ketika W.G.
palgrave membuat prjalanan yang mengagumkan ke nejd. Hasil perjalanan ini di
terbitkan, dan menjadi satu karya klasik tentang eksplorasi arabia yang bagus
sekali. Dari pendidikan dan juga karna wataknya, ia lebih mampu untuk
menghayati dan menguraikan kehidupan sosial penduduk dari pada lingkungan alam
sekeliling. Maka hasil perjalanannya tdak memuaskan bagi sebagian ahli
geografi. Akan tetapi keterangannya tentang masyarakat kota Oasis, jelas
memiliki daya tarik yang menawan sebagai potret kehidupan arab pada awal
perkembangannya mengikuti jejak wallen melintasi padang pasir lewat ma’an dan
Jauf palgrave dan temannya, seorang kristen syiria, sampai di Hail mereka
dijamu dengan ramah oleh Amir Talal, kemanakan pendiri dinasti Ibnu Rashid.
Setelah tinggal beberapa lama. Palgrave melanjutkan perjalanan dengan
persetujuan Amir Talal. Ia melalui Kasim ke Najd bagian selatan.
Palgrave dan
teman-temannya yang diketahui beragama kristen, tinggal selama hampir dua bulan
di ibukota itu tanpa gangguan. Mereka mengadakan perjalanan ke El Kharfa,
daerah paling selatan dari nejd. Sesudah meninggalkan Riad, mereka melanjutkan
perjalanan ke Yamma, dan menyebrangi jalur padang pasir El hasan. Di sini
palgrave menemukan lingkungan yang lebih menyenangkan. Akhirnya, setelah
pelayaran kepantai Oman dantinggal sebentar disana, lengkaplah pengembaraan di
Arabia, dengan sukses.
Kaum Tasam dan Jad
Kota Yaman,
Oman, Bahrain yang terletak di teluk persia, pada zaman dulu dihuni oleh
suku-suku Tasm dan jad. Kekuatan politik mula-mula dipegang oleh kaum Tasm.
Tetapi seorang raja yang jahat membuat marah kaum jad dengan
tindakan-tindakannya yang sewenang-wenang, jad memberontak, kaumTasem minta
bantuan raja yaman. Bantuan memang diberikan, tetapi raja yaman menduduki
negeri itu untuk diri sendiri.kehancuran suku Tasm menjadi demikian luas
diterima sehingga lama-lama kata “Tasm” dalam bahasa arab menunjuk kepada
kehancuran. Yamama lebih dikenal pusat kotanya, yaitu sebagai Hijr atau Qariah,
kedua kata itu sama artinya, yaitu sebuah kota. para ahli geografi Yunani dan
Romawi menyebutkan dua nama kota arab dengan nama “Gerra” atau “gerrai” atau
“gerraha”, dan yang lain dengan nama “Agraic” tempat-tempat ini belumpernah
secara serius diserang oleh bangsa Romawi atau yunani. Karena itu catatan
yunani benar-benar menambah pengetahuan orang arab tentang masalah itu.
Distrik-distrik
yaman, yaitu ma’in dan Baqash terletak didekat padang pasir Rahab. Ma’in adalah
nama sebuah benteng di yaman. Bisa disimpulkan bahwa Ma’in dan Baqash dibangun
oleh raja raja Yaman, dan bahwa keduanya masih ada sampai abad ke Dua hijriah.
Kenyataan kenyataan tersebut memberikan bukti konklusif bahwa Ma’in adalah sebuah
nama kota di padang pasir Yaman.
Pertemuan-pertemuan
modern, penemuan
arkeologi di Yaman terutama merupakan jasa kedua orang ahli Jerman, E.Glaser
dan J. Halevy. Mereka memperoleh beberapa ribu prasasti dan menguraikannya.
Prasasti-prasasti itu menjelaskan kepada kita segala sesuatu tentang
kerajaan-kerajaan Handramaut, Qatab, Ma’rib, dan Saba. Perbedaan pendapat
muncul tentang masa pemerintahan Mina, sebab prasasti-prasasti dari Ma’in
sedemikian jauh tidak mencantumkan tanggal. Prasasti itu tdak bertanggal sampai
suatu priode akhir.
Pandangan
yunani. Orang-orang
Yunani hanya memiliki hubungan dagang orang orang Arab. Semenjak abad ke empat
SM. Mesir telah berada ditangan yaman, dan aleksandria merupakan pusat
perdagangan. Dari bukti yang bersal dari tahun 200 Sm tersebut jelas bahwa pada
waktu tu ada empat negara di Yaman, salah satunya Ma’in yang tidak lebih kecil
dari pada delta Mesir. Dari kutipan tersebut tersimpulkan bahwa pada abad
pertama SM, kaum mina telah terkalahkan olehkaum Saba, Koloni mina di araba
utara bukan merupakan kota politis, yang ikut berperang atas nama penguasanya.
Samuel laing. Raja-raja Mina. Parasejarawan Arab dan Yunani tidak
menyebutkan jumlah serta nama-nama raja Mina, Samuel Laing berpendapat, ada 32
nama raja ditemukan dari prasasti-prasasti, dantampaknya masih banyak lagi bila
prasasti-prasasti di temukan lagi.
Kaum Lihyan
Sejarawan-sejarawan
arab, termasuk ibnu khaldun, menyebutkan sukulain yangdinamakan bani
lihyantermasuk marga kaum Jurham. Menurut ahli-ahli arkeologi, kaum lihyan
berkuasa diarabia utara pada priode antara kejatuhan kaum Mina dan Saba. Bani
Lihyan tinggal diantara Mesir dan Persia. Herodotus, dalam menerangkan hubungan
orang-orang arab denga orang-orang persia, mengatakan bahwa setiap tahun
orang-orang arab menghadirkan sejumblah besar wewangian kepada kaisar Persia.
Dan itu bukan sebagai tanda tunduk melainkan sebagai tanda persahabatan.
Ketika Cambyses,
Kaisar Persia, bermaksud menyerang mesir pada 525 SM, ia harus mencari bntuan
dari orang-orang Arab. Herodotus menulis dalam hubungan ini. Tetapi, karna pada
waktu itu air tak tersedia, cambyses atas nasehat seorang asing suku
Halicarnassi, mwngirim utusan kepada orang-orang arab, dan meminta jaminan
untuk lewat dan di perolehnya. Orang-orang arab sangat menghargai janji itu,
dan mereka bersiap olehkarna itu ketika orang-orang arab itu saling
bertukarjanji dengan utusan dari Cambises, ia metujui hal berikut.
[1] Sayid Muzaffarudin Nadwi, Sejarah Geografi Qur’an,( Pustaka
Firdaus, 1997) cetakan kedua, hal 39
[2] Sayyid Muzaffarudin Nadwi Sejarah
Geografi Qur`an, 1997, Pustaka Firdaus, hlm. 63.
[3] Ibid. Hlm. 63-64.
[4] Ibid. Hlm. 64.
[5] Ibid. Hlm. 65.
[6] Ibid.
[7] Ibid. Hlm.65-66.
[8] Ibid. Hlm. 66.
[9] Ibid. Hlm.67.
[10] Ibid. Hlm.68.
[11] Ibid.
[12] Ibid. Hlm. 68-69.
[13] Ibid. Hlm.69.
[14] Ibid. Hlm. 70.
[15] Ibid. Hlm.70-71.
[16] Ibid. Hlm.71.
[17] Ibid. Hlm.72.
[18] Ibid. Hlm.72-73.
[19] Ibid. Hlm.73.
[20] Ibid.
[21] Ibid.
[22] Ibid. Hllm. 74.
[23] Ibid.
[24] Ibid. Hlm.74.
[25] Sayyid Muzaffarudin Nadwi
Sejarah Geografi Qur`an. 1997. Pustaka Firdaus. Hlm.96.
[26] Surat Al-A’raf:69.
[27] Surat An-Najm: 50.
[28] Op.Cit. Sayyid
Muzaffarudin Nadwi Sejarah Geografi Qur`an, hlm. 97.
[29] Ibid.
[30] Ibid. Hlm. 97-98.
[31] Surat Huud:89.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar