Tafsir Dayn
A.
Pengertian dan Term semakna
Utang piutang[1]
adalah memebrikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akanmembayar
atau mengembalikan barang tersebut dengan jumlah yang sama.
Term yang
semakna dengan dayn adalah Qardh.
Qardh dalam arti bahasa memotong. Diartikan demikian karena orang yang memberikan
utang memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan kepada orang yang
menerima utang. Qardh secara etimologi adalah pinjaman.
Secara
terminologi muamalah adalah memiliki sesuatu (hasil pinjaman) yang dikembalikan
(pinjaman tersebut) sebagai penggantinya dengan nilai yang sama. Secara teknis
qardh adalah akad pemberian pinjaman dari seseorang/lembaga keuangan syariah
kepada orang lain/nasabah yang dipergunakan untuk keperluan mendesak.
Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jumlah yang sama dan dalam jangka waktu
tertentu (sesuai kesepakatan besama) dan pembayarannya bisa dilakukan secara
tunai atau angsuran.
B.
Dasar Hukum
Firman Allah
Azza wa jalla dalam surah al-Baqarah ayat 245 :
`¨B #s
Ï%©!$# ÞÚÌø)ã
©!$# $·Êös%
$YZ|¡ym ¼çmxÿÏè»Òãsù
ÿ¼ã&s! $]ù$yèôÊr&
ZouÏW2 4
ª!$#ur âÙÎ6ø)t
äÝ+Áö6tur Ïmøs9Î)ur
cqãèy_öè? ÇËÍÎÈ
245.
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Juga terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 282 :
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) LäêZt#ys? AûøïyÎ/ #n<Î) 9@y_r& wK|¡B çnqç7çFò2$$sù 4
=çGõ3uø9ur öNä3uZ÷/ 7=Ï?$2 ÉAôyèø9$$Î/ 4
wur z>ù't ë=Ï?%x. br& |=çFõ3t $yJ2 çmyJ¯=tã ª!$# 4
ó=çGò6uù=sù È@Î=ôJãø9ur Ï%©!$# Ïmøn=tã ,ysø9$# È,Guø9ur ©!$# ¼çm/u wur ó§yö7t çm÷ZÏB $\«øx© 4
bÎ*sù tb%x. Ï%©!$# Ïmøn=tã ,ysø9$# $·gÏÿy ÷rr& $¸ÿÏè|Ê ÷rr& w ßìÏÜtGó¡o br& ¨@ÏJã uqèd ö@Î=ôJãù=sù ¼çmÏ9ur ÉAôyèø9$$Î/ 4
(#rßÎhô±tFó$#ur ÈûøïyÍky `ÏB öNà6Ï9%y`Íh (
bÎ*sù öN©9 $tRqä3t Èû÷ün=ã_u ×@ã_tsù Èb$s?r&zöD$#ur `£JÏB tböq|Êös? z`ÏB Ïä!#ypk¶9$# br& ¨@ÅÒs? $yJßg1y÷nÎ) tÅe2xçFsù $yJßg1y÷nÎ) 3t÷zW{$# 4
wur z>ù't âä!#ypk¶9$# #sÎ) $tB (#qããß 4
wur (#þqßJt«ó¡s? br& çnqç7çFõ3s? #·Éó|¹ ÷rr& #·Î72 #n<Î) ¾Ï&Î#y_r& 4
öNä3Ï9ºs äÝ|¡ø%r& yZÏã «!$# ãPuqø%r&ur Íoy»pk¤¶=Ï9 #oT÷r&ur wr& (#þqç/$s?ös? (
HwÎ) br& cqä3s? ¸ot»yfÏ? ZouÅÑ%tn $ygtRrãÏè? öNà6oY÷t/ }§øn=sù ö/ä3øn=tæ îy$uZã_ wr& $ydqç7çFõ3s? 3
(#ÿrßÎgô©r&ur #sÎ) óOçF÷èt$t6s? 4
wur §!$Òã Ò=Ï?%x. wur ÓÎgx© 4
bÎ)ur (#qè=yèøÿs? ¼çm¯RÎ*sù 8-qÝ¡èù öNà6Î/ 3
(#qà)¨?$#ur ©!$# (
ãNà6ßJÏk=yèãur ª!$# 3
ª!$#ur Èe@à6Î/ >äóÓx« ÒOÎ=tæ ÇËÑËÈ
282. Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu),
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang
lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya.
janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil;
dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
(Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis
dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[179] Bermuamalah ialah
seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.
Para ulama[2]
sepakat bahwa setiap utang yang mengambil manfaat hukumnya haram, apabila hal
itu disyaratkan atau ditetapkan dalam perjanjian. Hal ini sesuai dengan kaidah:
“Setiap utang piutang yang mendatangkan manfaat (bagi yang
memberikan pinjaman, muqridh) maka ia adalah riba.”
Kaidah ini
tersebut juga dalam kitab mushonnaf Ibnu Abi Syaibah dan Abdurrozaq dari
perkataan Ibrahim. Apabila manfaat (kelebihan) tidak disyaratkan pada waktu
akad maka hukumnya boleh.
Pengembalian utang dianjurkan untuk dilakukan secepatnya, apabila
orang yang berutang telah memiliki kemampuan untuk mengembalikan. Apabila
kondisi orang yang sedang berutang sedang berada dalam kesulitan dan ketidakmampuan,
maka kepada orang yang memberikan utang dianjurkan untuk memberikan kelonggaran
dengan menunggu sampai ia mampu untuk membayar utangnya. Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam Surah al-Baqarah ayat 280:
bÎ)ur c%x. rè ;ouô£ãã
îotÏàoYsù
4n<Î) ;ouy£÷tB 4 br&ur
(#qè%£|Ás? ×öyz óOà6©9 (
bÎ) óOçFZä. cqßJn=÷ès?
ÇËÑÉÈ
280. Dan jika (orang yang
berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan.
dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
Mengetahui.
C.
Referensi
Kasmudi Assidiqi dan Ardito Bhinadi. “ PENGANTAR FIQIH
MUAMALAHBerbagai Transaksi yang Diharamkan dan Akad-Akad Produk Lembaga
Keuangan Syariah” Gresik dan Yogyakarta 2013. Hal 91
Moh. Rifa’i. “Ilmu Fiqih Islam
Lengkap” Semarang : CV Toha Putra. 1978. Hal 414
Tidak ada komentar:
Posting Komentar