Kamis, 10 Maret 2016

Biografi Said Hawwa

                                                         BIOGRAFI SA’ID HAWWA

Sejarah Kehidupan Sa’id Hawa

              Nama lengkapnya adalah Sa’id bin Muhammad Dib Hawwa, lahir tahun 1935 di kota Hamah, Syria. Pada usia 2 tahun, ia sudah ditinggal wafat oleh ibunya. Pendidikan dan bimbingan masa kecil dilanjutkan oleh ayahnya. Ayahnya seorang pemberani dan pejuang dalam melawan kolonial Prancis.
              Perjalanan keilmuannya diawali dengan berguru pada seorang sheikh di Syria, diantaranya; sheikh Muhammad al-Hamid, syaikh Muhammad al-Hashimi, syaikh Abdul Wahab Dabas Wazit, dll. Karakter kesufian Sa’id Hawa tampaknya diawali dari bimbingan beberapa syaikh yang di jumpainya sehingga membekas dalam kehidupannya.
               Pada tahun 1952 ia bergabung dalam Jami’iyyah al-Ikhwan al-Muslimin yang didirikan oleh Al-Banna seorang pengikut ajaran sufi Hasafiyah (semacam tarekat) . Beberapa tahun kemudian, ia kuliah di Universitas Syria dan lulus pada tahun 1961. Kemudian mengikuti wajib militer dan lulus sebagai perwira tahun 1963. Setahun kemudian beliau menikah dan dikaruniai empat orang anak.
Menurut al-Mustasyar Abdullah al-Aqil, dalam disertasi Septiawadi menuturkan bahwa;
“ Sa’id Hawwa dikenal sebagai seorang yang memiliki sifat tawadhu’, wara’ dan zuhud. Kecenderungan sufi lebih dominan dalam hidupnya. Sikap kesederhanaan sangat tampak seperti dalam penampilan ataupun ditempat kediamannya yang bersahaja jauh dari kemewahan. Sikapnya yang wara’ membuatnya bersikap longgar bagi siapa saja yang ingin mencetak bukunya atas izin atau tanpa izin.”

               Kecintaannya dalam dunia pendidikan diwujudkan dengan mengajar di lembaga-lembaga pendidikan, seperti di Madinah selama tiga tahun dan di Saudi Arabi sekitar lima tahun. Pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya juga disampaikan melalui ceramah, diskusi, dan dituangkan dalam beberapa karyanya. Seperti buku-buku yang bertemakan; dakwah dan gerakan fiqh, pembinaan jiwa (ruhiyyah-tasawuf).
              Sa’id Hawwa pernah memimpin demonstrasi menentang undang-undang Syria tahun 1973 yang mengakibatkan dirinya ditangkap dan dipenjara sejak 5 maret 1973 – 29 Januari 1978. Dalam masa tahanan ini digunakan untuk menulis kitab tafsir dan buku-buku dakwah/gerakan. 
Pada tahun 1987 Sa’id Hawwa terserang stoke hingga sebagian tubuhnya lumpuh. Ia juga mengalami komplikasi penyakit; tekanan darah, gula, ginjal dan sakit mata. Pada bulan Desember tahun 1988 beliau di rawat di rumah sakit. Tiga bulan kemudian tepatnya tanggal 9 Maret 1989 beliau wafat di rumah sakit Amman, Yordania.

Karya-Karya Sa’id Hawwa

Tarbiyatuna ar-Ruhiyyah
Al-Mustakhlas fi Tazkiyah al-Anfus
As-Siddiqina wa ar-Rabbaniyyina min Khilal an-Nusus wa Hikam Ibnu ‘Ataillah as-Sakandari
Al-Islam
Ar-Rasul
Al-Asas fi as-Sunnah
Jaulat fi al-Fiqhaini al-Kabir wa al-Akbar wa Usulihima
Sina’ah ash-Shabbab
Akhlaqiyyat wa Sulukiyyat fil Qarnil Khamis ‘Asyar al-Hijri
Jundullah Takhtitan wa Tanziman
Hadhahi Tajribati wa Hadhini Shahadati
Ihya’ur Rabbaniyyah
Ijazah Takhassus ad-Du’a
Allah Jallalah
Al-Asas fi Tafsir
Kitab Tafsir Sa’id Hawwa

              Sa’id Hawwa menamai kitab tafsirnya adalah al-Asas fi at-Tafsir  yang artinya dasar dalam penafsiran. Sa’id Hawwa menamai kitabnya demikian karena dalam penafsiran yang digunakan kitabnya ini sangat memperhatikan hubungan antar ayat (munasabah al-Qur`an).  Kitab tafsir ini terdiri dari sebelas jilid. Cara penyajian kitab tafsir ini menggunakan metode tahlili. Penulisan tafsir ini menggunakan 4 kitab tafsir sebagai rujukan utama, yaitu tafsir Ibnu Katsir, an-Nasafi, al-Alusiy dan Sayyid Qutb.
Sistematika penulisan kitab tafsir dalam setiap jilidnya, Sa’id Hawwa selalu mengemukakan pendahuluan sebelum masuk dalam penafsiran surat-surat al-Qur`an. Setiap surat yang ditafsirkan terlebih dahulu pada awal surat dijelaskan munasabahnya dengan surat-surat lainnya. Biasanya dikutip dari penjelasan Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Zhilalil Quran dan al-Alusiy dalam tafsir Ruhul Ma’ani.
              Runtutan penafsiran disesuaikan dengan urutan surat yang terdapat dalam mushaf. Pada jilid kesatu, penafsiran diawali dengan surat al-Fatihah (1) dan al-Baqarah (2) sampai ayat 286. Pada jilid dua, dari Surat Ali-Imran (3) sampai an-Nisa (4) ayat 176. Jilid tiga, dari Surat al-Maidah (5) sampai al-An’am (6) ayat 165. Jilid empat, dari al-A’raf (7) sampai at-Taubah (9) ayat 129. Jilid lima, dari Surat Yunus (10) sampai Ibrahim (14) ayat 52. Jilid enam, dari al-Hijr (15) sampai Maryam (19) ayat 98. Jilid tujuh, dari Surat Taha (20) sampai al-Qasas (28) ayat 88. Jilid delapan, dari al-Ankabut (29) sampai Sad (38) ayat 88. Jilid Sembilan, dari Surat az-Zumar (39) sampai Qaf (50) ayat 45. Jilid sepuluh, dari adz-Dhariyat (51) sampai al-Qalam (68) ayat 52. Dan jilid sebelas, dari al-Haqqah (69) sampai an-Nas (114) ayat 6. 
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam Kitab tafsir Sa’id Hawwa menggunakan teori munasabah sebagai teori penafsirannya, dalam penyajiannya menggunakan metode tahlili, dan corak tafsirnya lebih pada sufistik.

Referensi
Septiawadi “Penafsiran Sufistik Sa’id Hawwa dalam Al-Asas Fi Tafsir”. Jakarta : SPS UIN Syahid, 2011

Wan Fauzi “Riwayat Hidup Syeikh Sa’id Hawwa”. Dunia Islam Kini/website.com. 2013

website; Ilma95.net/Said_Hawa.htm
blog Ashif1st “Sa’id Hawwa; sang da’i penulis”. 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post